Infrastruktur bukan hanya yang bersifat transportasi. Tapi juga listrik. Di pemerintahan era kerja ini, ada prioritas target listrik 35.000 megawatt yang harus di selesaikan. Konsep yang gila, yang kata seorang menteri, itu tidak mungkin.
Ya memang harus "gila" untuk membuat Indonesia maju, bukan cuma kalem-kalem bae. Kalo dulu tidak "gila", tidak mungkin ujung Monas itu berlapis emas, kawan.
Dengan asumsi pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 7% per tahun, maka harus ada tambahan listrik 8,7% per tahun (Agung W) jika memang tidak ingin lagi ada pemadaman listrik. Masuk akal memang, tapi apa mungkin?
Mungkin, menurut direktur perencanaan korporat PLN (persero) Nike Widyawati, hingga akhir tahun lalu total jumlah kontrak IPP (Independent Power Producer - swasta) dan EPC (oleh PLN) sudah mencapai 15.533 MW untuk 37 proyek sampai Juni 2016, alias sudah lebih dari setengahnya.
Dan PLTG Gorontalo 100 MW adalah pembangkit pertama yang bisa beroperasi pada Januari 2016. Dan bukan cuma energi konvensional, tapi juga memakai energi terbarukan. Wow, mari kita beri applause!
Eits, nanti dulu, ada kendala yang signifikan antara ESDM dengan PLN dalam membuat RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik), terutama masalah biaya subsidi dan non-subsidi, mereka terlihat tidak kompak yang ditengarai ada kepentingan disitu.
Tapi, tak perlu di besar-besarkan, yang namanya proyek ya pasti ada kendala, bukan hanya teknis tapi juga persepsi, tindakan Presiden dalam memutuskan sengkarut blok masela sudah terbukti tegas, apalagi soal ini.
Ya, asal jangan terlalu lama, karena kalau terlalu lama..hmmm ini bisa bermasalah.
4. Infrastruktur Migas
Ini sudah pernah penulis bahas DISINI , bahwa adalah tepat instuisi Presiden untuk membangun blok masela di darat, bukan hanya soal efek berantai industri di Maluku, tapi juga soal penguluran waktu selama harga minyak dan gas masih rendah, dimana sebagai importir, lebih menguntungkan bagi Indonesia untuk membeli daripada produksi.
Untuk itu, proyek-proyek tanki storage mutlak harus di genjot. Lalu kalau harga migas naik lagi bagaimana? Ya justru bagus juga, hasil produksi kita bisa disimpan dan digunakan untuk lokal, dari sini mafia migas kalang kabut, harga BBM semoga bisa direduksi kembali. Â
Ide: Sinkronisasi Infrastruktur Indonesia Sentris
Inilah idenya, sinkronisasi infrastruktur. Semacam cloud atau SAP, semua terintegrasi dalam satu sistem, terutama untuk distribusi barang antara laut, udara dan darat. Sinkronisasi ini dikhususkan untuk barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dari dalam Indonesia atau Indonesia sentris, bukan gadget atau yang lain.