Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbaurlah, Karena Cadarmu Bukan Halanganmu

8 Mei 2016   17:31 Diperbarui: 8 Mei 2016   19:15 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu tahu gak, kalo memakai cadar di dalam Islam itu hukumnya bukan wajib?” Tanyanya.

“Hmm..ya, saya bukan jago agama, tapi saya pernah dengar.”

“Terus terang aja.” Matanya mulai serius . “Keluarga saya bermahzab Hanafi, dan hampir di semua Mahzab mengatakan kalau wajah wanita bukanlah aurat, kalau wajah di anggap aurat yang wajib ditutup logisnya ketika Sholat pun harus ditutup.”

“Tetapi menutup wajah dengan cadar adalah baik jika tujuannya untuk menghindari syahwat laki-laki.” Sambungnya. “Dan inilah yang saya lakukan.”

“Ada alasan logis?”

“Logis? Tentu aja ada. Nih, pertama, maaf, menurut teman-teman saya, saya memiliki wajah cantik yang menarik, karena wajah saya ini saya pernah dilamar laki-laki di umur 14 tahun, bukan satu tapi tiga. Ya jelas saya tidak mau. Saya masih mau sekolah, kerja dan lainnya”

“Tiga?”

“Iya, bukan cuma di umur 14 lho, tapi berlanjut hingga kuliah, bayangin itu juga termasuk teman sekolah saya, coba bagaimana repotnya orang tua saya menolak lamaran sana-sini.” Ujarnya. “Akhirnya selesai kuliah, ya saya bercadar, karena niat saya tidak mau mengundang syahwat laki-laki, itu aja.” Sambungnya. “Logis kan?”

Penulis pun termanggut-manggut, penjelasan yang logis dari Syabila, memang Syabila ini memiliki mata yang luar biasa, pastilah dia memiliki wajah yang super cantik juga. Sehingga penjelasan ini cukup membuka mata penulis yang terkadang memandang wanita bercadar itu sesuatu yang identik dengan ekstrimis.

“Banyak alasan kami memakai cadar, pertama karena kecantikan, kedua karena debu dan udara panas, ketiga karena perintah suami dan lain-lain. Jadi yang memakai (cadar) ya tak apa, yang tidak memakai pun tak apa.” Sambungnya.

Syabila hampir tertawa terbahak ketika penulis menyebutkan bukan hanya soal cadar-cadaran, bahkan di Indonesia sudah ada jilbab dengan label halal dari salah satu merek, dan adanya iklan dari merek tersebut yang berkesan selain merek yang disebutkan maka jilbab belum tentu halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun