Eyang Sutojiwo kemudian diberi jubah yang berwarna hitam sama dengan yang dipakai Kyai Ireng. Saat jubah hitam dipakai, Eyang Sutodjiwo tidak kelihatan wujudnya dan Mbah Ireng pun berkata : “Sutodjiwo sun paringake jubat kotang gondril ireng marang sira. Nanging sira kudu eling marang gegayubanmu, kudu sabi yantu marang adimu. Pawelengku yaiku yen dadi ksa kudu kang pinunjul lan kautamane satriyo yoiku ngluruk tanpo bala, menang tanpa ngasorake lan sugip tanpa bandha”. Setelah menyampaikan pesan Kyai Ireng pun hilang.
Sampai saat ini Eyang Sutodjiwo atau Mbah Sutobondo di Yakini Sebagian Besar Masyarakat Bondo Jepara tepatnya terletak di Dukuh Ngelakmulyo Desa Bondo Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara dan Keluarga Trah Tjitrasoman, beranggapan bahwa Eyang Sutodjiwo (masyarakat menyebutnya Mbah Suto) masih ada hingga sekarang hanya saja raganya telah hilang bersamaan dengan Perkutut Putih yang telah menjadi Istrinya dan Hingga Kini Masih menjadi Misteri keberadaannya sekarang dan sebenarnya siapa beliau karena di Dunia Maya Khususnya Ceritanya Ada beberapa Versi . Biasanya masyarakat Desa Bondo melakukan sedekah bumi atau khoul pada hari senin pahing pada bulan apit. (R.Yongky Hendrawan_Tjitrasoma IX)
dengan Artikel -Artikel Tentang Tjitrasoman Penulis Mengharapkan Untuk Mengumpulkan Keluarga Trah Tjitrasoman yang telah terputus Zaman untuk menjalin kembali silahturahmi menjadi Ikatan Keluarga Tanpa Melihat Kedudukan dan materi.
Sumber :
* Dongeng atau Cerita Kluarga Trah Tjitrasoma kepada Cucunya
* Berbagai Sumber di Website Google
* Arsip Keluarga Todokusuma Blora
* Arsip Paguyuban Berayat Tjitrasoma
* Arsip Whatsapp Group Keluarga Tjitrasoman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H