Jangan tanya keadaan Alina saat ini. Wajahnya sudah seperti tomat rebus, sampai ibunya tertawa geli melihatnya. "Apa, sih? Bikin salting aja," aku Alina sambil memukul pelan lengan Kevin.
Gilang, Mba Dhea, Kaori dengan kehadiran dua anggota baru yakni Victor dan Hartono, duduk di teras rumah. Menyimak percakapan mereka berdua sembari memakan popcorn masing-masing. "Oh iya, perihal ayah angkat Kaori sama Alina. Tuan-tuan sudah bertemu dengan kerabatnya?" tanya Gilang kepada mereka berdua.
"Tenang saja, berkat relasi dari Tuan Kevin, kami sudah menemui kerabatnya. Sebagai ucapan terima kasih, kami beri beberapa hak istimewa, salah satunya pelunasan hutang," terang Hartono kepada Gilang.
Gilang manggut-manggut, hingga tidak sadar berterima kasih kepada kemurahan hati mereka berdua, begitu juga dengan Kaori. Mereka pun kembali fokus dengan drama yang ada di depan.
"Kamu tahu Alina, aku merasa ada sesuatu di antara kita sejak pertemuan waktu itu. Aku juga awalnya tidak mau mengakui, tapi semakin lama perasaan itu semakin besar," kata Kevin.
Alina mengangkat satu alisnya. "Hm, apa itu?"
Kevin memandangi lekat-lekat wajah Alina. "Perasaan sukaku kepadamu."
Angin sepoi-sepoi menyibak rambut mereka berdua. Tidak lama kemudian, Alina tersenyum kepada Kevin. "Begitu juga denganku."
Pada hari itu, mereka semua merayakan momen hangat tersebut dengan makan-makan besar di dalam rumah Kevin. Â Â Â
-----Tamat------
Akhirnya, Di Antara Kita tamat juga! Terima kasih banyak kepada para pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya yang agak gaje dan cringe ini, wkwkwkwkw. Tanpa antusiasme dari kalian semua, mungkin ceritanya nggak akan sampai sebanyak ini. Pokoknya, makasih banget!