Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Kedua

24 Desember 2024   22:15 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar : Kalung Putri Duyung) (Sumber Gambar : Pribadi)

"Oy,oy, mereka putri duyung?! Bagaimana bisa?!"

Ketika sang sopir sangat terkejut sekaligus panik, Kevin nyaris tidak bisa berkata apa-apa. Akan tetapi, begitu dia melihat seutas kalung yang menjerat leher mereka berdua sebelum pergi dari hadapan mereka, entah kenapa hati mungilnya berbisik untuk menolong mereka.

"Sebenarnya, kami menemukan mereka berdua sedang terdampar di sebuah pulau terpencil yang letaknya tidak jauh dari pulau Jawa. Karena perbedaan bahasa, kami langsung menangkap mereka, mengambil masing-masing barang berharga  dan membawanya kemari. Baru saja, kemarin lusa. Begitu penuturan tim pencari barang lelang kami," terang si pemandu dengan serius. "Bagaimana? Tuan-tuan tertarik untuk membeli mereka?" tawarnya kemudian.

"Buset, dah..." Sang sopir agak menyayangkan perbuatan mereka yang agak tidak berperikeduyungan.  

Lengang. Sang sopir memilih diam, membiarkan tuannya untuk memutuskan. Kevin menghampiri akuarium dan menyentuh pembatas kaca yang dingin di antara mereka. Salah satu dari putri duyung tersebut menghampirinya dan pandangan mereka saling bertemu kembali. Makhluk setengah ikan tersebut mengulas senyuman lembut nan teduh kepada Kevin yang tengah berkonflik batin dengan dirinya sendiri. Seketika kehangatan tersebut menyelinap ke hatinya.

Kevin berjalan mundur dan berbalik badan menghampiri sang pemandu. "Aku merasa kasihan kepada mereka. Lagipula, lama-lama mereka pasti merasa bosanlah kalau di dalam akuarium terus," katanya dengan datar. "Sebelum mereka diambil orang lain, aku beli mereka dengan harga delapan milyar! Deal?" lanjutnya dengan seringai senyum dan mengulurkan tangan demi mendapat persetujuan.

Sang pemandu menyambut uluran tangan tersebut yang berakhir dengan berjabat tangan di antara mereka berdua. "DEAL! Semuanya, kita liburan besok lusa!"

Sontak saja, sorak sorai kegembiraan saling bersahutan menggema ke seluruh ruangan. Orang-orang di balik layar ternyata menguping pembicaraan mereka sedari tadi, membuat Kevin dan sang sopir agak terkejut dengan kehadiran mereka. Ada yang joget tidak jelas, selebrasi, bahkan sujud syukur secara berkelompok. 'Dasar lebay', batin mereka berdua secara bersamaan.

                                                                                                                                   ~~~~~~~

"Terus, ini gimana? Masa kita gendong mereka ke mobil?"

Pertanyaan sang sopir tidak digubris oleh Kevin yang sudah seperti meminggul sebuah karung beras kepada putri duyung yang menyapanya tadi.  Sang sopir menghela napas gusar dan melakukan hal yang serupa kepada putri duyung yang satunya. Untung saja mereka sering olahraga angkat beban. Lagipula, dua putri duyung tersebut tidak terlalu berat untuk dipikul. Tentunya mereka sudah mengeringkan tubuh masing-masing sehingga tidak membasahi jok mobil.

Dua gadis tersebut ditempatkan di bangku tengah jok yang langsung dipasangkan dengan sabuk pengaman oleh sang sopir. Kali ini sang sopir rehat sejenak dari aktivitas menyetirnya yang digantikan oleh Kevin. "Tumben Tuan mau nyetir. Kesambet apa Tuan?" tanya sang sopir yang duduk di sampingnya. Jangan lupa lirikan matanya yang penuh kecurigaan.

"Shut up your mouth, Gilang." Kevin menaruh jari telunjuknya tepat di bibir Gilang yang segera ditepis olehnya. "Emangnya kenapa kalau aku yang nyetir? Orang lagi pengin aja kok," lanjutnya.

Gilang hanya merotasi matanya. Mobil pun beranjak pergi dari bar tersebut. Setelah melewati beberapa gang, kendaraan tersebut segera membaur dengan kendaraan lain yang ada dijalanan.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di kediaman Kevin yang tidak begitu besar dan megah namun tetap memancarkan aura kemewahan seorang konglomerat. Setelah mobil terparkir di garasi rumah, Kevin dan Gilang segera menggendong masing-masing putri duyung untuk kemudian diceburkan ke dalam kolam renang rumah berbentuk persegi panjang. Sebelum itu, mereka harus melewati ruang tamu, area dapur, melewati deretan kamar, baru kemudian di pintu samping rumah kolam renang tersebut berada. Karena kelelahan, mereka berdua memutuskan untuk meregangkan kaki di pinggir kolam seraya menstabilkan napas yang menderu. "Hadeh, capek bet! Untung kolam renangnya nggak terlalu jauh," komentar Gilang yang disetujui oleh Kevin.

Salah satu putri duyung tersbeut mendekat ke arah mereka.  "Hey, you guys! Thank you so much for help us," katanya dengan pelafalan bahasa Inggris yang fasih.

"Oh, yeah! No problem-"

Sebelum genap Kevin bicara, dia dan Gilang saling kontes tatap mata. Lalu bergantian menatap wajah putri duyung tersebut. Kemudian, kembali ke gerakan awal namun diakhiri dengan mengerjapkan mata.

"HAAHHHHHH??!!!"

Bersambung .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun