Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Kedua

24 Desember 2024   22:15 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar : Kalung Putri Duyung) (Sumber Gambar : Pribadi)

Pertanyaan sang sopir tidak digubris oleh Kevin yang sudah seperti meminggul sebuah karung beras kepada putri duyung yang menyapanya tadi.  Sang sopir menghela napas gusar dan melakukan hal yang serupa kepada putri duyung yang satunya. Untung saja mereka sering olahraga angkat beban. Lagipula, dua putri duyung tersebut tidak terlalu berat untuk dipikul. Tentunya mereka sudah mengeringkan tubuh masing-masing sehingga tidak membasahi jok mobil.

Dua gadis tersebut ditempatkan di bangku tengah jok yang langsung dipasangkan dengan sabuk pengaman oleh sang sopir. Kali ini sang sopir rehat sejenak dari aktivitas menyetirnya yang digantikan oleh Kevin. "Tumben Tuan mau nyetir. Kesambet apa Tuan?" tanya sang sopir yang duduk di sampingnya. Jangan lupa lirikan matanya yang penuh kecurigaan.

"Shut up your mouth, Gilang." Kevin menaruh jari telunjuknya tepat di bibir Gilang yang segera ditepis olehnya. "Emangnya kenapa kalau aku yang nyetir? Orang lagi pengin aja kok," lanjutnya.

Gilang hanya merotasi matanya. Mobil pun beranjak pergi dari bar tersebut. Setelah melewati beberapa gang, kendaraan tersebut segera membaur dengan kendaraan lain yang ada dijalanan.

Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di kediaman Kevin yang tidak begitu besar dan megah namun tetap memancarkan aura kemewahan seorang konglomerat. Setelah mobil terparkir di garasi rumah, Kevin dan Gilang segera menggendong masing-masing putri duyung untuk kemudian diceburkan ke dalam kolam renang rumah berbentuk persegi panjang. Sebelum itu, mereka harus melewati ruang tamu, area dapur, melewati deretan kamar, baru kemudian di pintu samping rumah kolam renang tersebut berada. Karena kelelahan, mereka berdua memutuskan untuk meregangkan kaki di pinggir kolam seraya menstabilkan napas yang menderu. "Hadeh, capek bet! Untung kolam renangnya nggak terlalu jauh," komentar Gilang yang disetujui oleh Kevin.

Salah satu putri duyung tersbeut mendekat ke arah mereka.  "Hey, you guys! Thank you so much for help us," katanya dengan pelafalan bahasa Inggris yang fasih.

"Oh, yeah! No problem-"

Sebelum genap Kevin bicara, dia dan Gilang saling kontes tatap mata. Lalu bergantian menatap wajah putri duyung tersebut. Kemudian, kembali ke gerakan awal namun diakhiri dengan mengerjapkan mata.

"HAAHHHHHH??!!!"

Bersambung .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun