Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Pertama

24 Desember 2024   21:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dua puluh lima!" ucap salah seorang wanita yang mengangkat tangannya dan tidak jauh dari Kevin berada.

"Tiga puluh enam!" sahut seorang pria tua dengan jenggot putih yang menghiasi dagunya.

"Delapan puluh lima!" Seorang pemuda mengangkat tangannya dengan penuh percaya diri dengan harga yang ditawarkannya.

"Terjual dengan harga delapan puluh lima juta!" sang pemandu lelang langsung menyetujui tawaran dari pemuda tersebut.

Kevin menelan sallivanya yang pahit. Dia tidak terlalu suka dengan acara lelang barang begini, namun tidak bisa dipungkiri bahwa orang tuanya pernah mengajak ke sebuah acara yang serupa. Dia ingin mencoba kabur, namun niatnya gagal karena sang sopir menyuruhnya memakai topeng pemberiannya dan ikut berbaur dalam puluhan peserta dari berbagai kalangan tersebut.

"Saya mengincar sebuah kalung yang akan dilelang dalam acara kali ini. Karena itu, mohon bantuannya ya, Tuan Kevin!" bisik sang sopir yang tidak punya akhlak itu.

Kevin ingin memarahinya sekarang, namun hal tersebut bisa mengundang perhatian para peserta sehingga dia mengurungkan niatnya. "Yah, daripada gabut. Nggak papa deh, sekali-kali ikut ginian," gumamnya pasrah sambil bertopang dagu menyaksikan serangkaian acara lelang tersebut.

Setelah menunggu dengan sabar, kini tibalah meraka di penghujung acara. Dari balik tirai panggung, sebuah kalung dengan ornamen benda-benda laut yang indah menarik perhatian sejumlah peserta. "Ini dia, ini dia!" Sang sopir sudah termakan atmosfer antusiasme tinggi. Matanya berbinar-binar dengan kilauan yang dipancarkan dari kalung tersebut.

Tanpa berpikir panjang, mereka berani menawarkan barang tersebut dengan harga yang cukup fantastis. Dasar konglomerat!

"Apa, apa? Hanya segitu yang ditawarkan? Para hadirin yang berbahagia, sejumlah harga yang ditawarkan tadi belum ada apa-apanya dengan perjuangan kami yang berusaha mendapatkan barang ini dengan susah payah! Nah, silakan jika ada yang mau menambah harga!" ucap sang pemandu agak menyombongkan diri.

Setelah cukup berdiam diri, Kevin pun mengangkat tangan. "Lima setengah milyar. Bukankah cukup untuk menambal modal?" tantangnya kepada sang pemandu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun