Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Di Antara Kita : Bagian Pertama

24 Desember 2024   21:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:45 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit yang awalnya merah, kini berubah menjadi hitam dengan taburan bintang-bintang. Sebuah mobil keluaran terbaru berwarna hitam legam tengah menyusuri jalanan kota yang ramai dengan kendaraan yang lalu-lalang. Walau sudah menjelang malam, seakan-akan kota tersebut tidak pernah mati dengan sorotan lampu dari berbagai gedung pencakar langit, membumbung membelah langit.

Di dalam mobil, alunan tembang kenangan yang menggema. Menemani keheningan antara dua orang pria paruh baya yang sedang larut dalam pikiran masing-masing. Pria dengan setelan hitam dan gaya rambut yang rapi tengah melempar pandangan ke luar kaca mobil, sedangkan pria satunya fokus menyetir, membelah keramaian jalan kota. "Ugh, aku benci ini," ucap salah satu dari mereka.

"Kenapa, Tuan Kevin? Ada masalah?" tanya sang sopir kepada pria yang diketahui namanya Kevin itu.

Kevin menggelengkan kepala. "Nggak papa. Cuma kayak merasa bosan 'aja gitu, akhir-akhir ini," jawabnya sambil tersenyum kepada sang sopir. "Ke USA, UK, Monaco, Liechtenstein , Jerman, Polandia, Perancis, semua daftar negara tadi sudah pernah ku kunjungi. Belum deretan daftar lima puluh negara yang lain. Kayak nggak terasa sudah sebanyak itu, dan tiba-tiba rasa bosan itu muncul 'gitu lho!" celotehnya kemudian.

"Hmm, Tuan Kevin bisa bosan juga ternyata. Saya baru tahu," sindir sang sopir yang disahut dengan kekehan si majikan. "Sebentar lagi kita akan sampai. Tuan sudah siap?" tanyanya kemudian.

Kevin pun terbelalak. "Wait a second! Kita malam-malam 'gini mau ke mana woi?!"

"Tuan nanti juga tahu sendiri," jawab Sang sopir sambil tersenyum dan membawa Kevin ke suatu tempat. Pertanyaan Kevin pun terjawab saat mereka telah tiba di sebuah bar yang sudah lumayan tua. Begitu masuk, aroma berbagai macam alkohol dan bau badan orang-orang mencuat ke dalam hidungnya. Menciptakan harmoni yang tidak sedap untuk dirasakan.

Setelah sang sopir sedikit basa-basi dengan pemilik bar, mereka dibawa ke ruang bawah tanah dengan pencahayaan minim. Setelah menuruni beberapa anak tangga, lalu memasuki sebuah ruangan dengan pencahayaan yang terang. Semakin mendekat, suara gemerisik orang-orang mulai terdengar.

Kevin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dalam ruangan tersebut, ternyata sedang diadakan lelang barang dengan para peserta yang memakai topeng dan pakaian mewah yang menunjukkan tingkat kekayaan masing-masing individu.

"Silakan tuan-tuan dan nyonya! Penawaran dimulai dari sekarang, dimulai dari harga dua puluh juta," ucap sang pemandu lelang yang juga menyembunyikan identitasnya dengan memakai topeng. Nampak barang yang ditawarkan adalah sebuah lukisan kuno dengan seorang wanita Eropa jadul yang sedang menaiki sebuah ayunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun