Mohon tunggu...
Dona Mariani
Dona Mariani Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar SMA Negeri 3 Brebes yang sedang mencari jati dirinya saat ini

Seorang pelajar yang sedang berusaha menjadi sesuatu. Menulis adalah salah satu kegemarannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flower Fairy

12 Desember 2024   20:15 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Violet menggelengkan kepala dan Ocha yang masih menangis tersedu-sedu. "Tidak apa, bukan sepenuhnya salah Yang Mulia dan yang lainnya," ucap Violet dengan lirih sambil menenangkan Ocha. Tetapi, Rosemary dan yang lainnya entah kenapa tidak merasa puas dengan pendapat dari Violet.

"Kamu harus merelakan kepergian Darwis, Ocha. Sesuatu yang bernyawa pasti akan mati," ujar Rosemary yang direspon dengan gelengan kepala beberapa kali dari Ocha.

"Aku sudah bilang, aku belum siap ditinggal oleh Kakak. Aku belum siap kehilangan orang yang sangat aku sayangi. Memang, ada kalanya kita bertengkar karena hal sepele, namun pada akhirnya kami kembali akur seperti sedia kala. Ada kalanya dia ini juga menyebalkan dan membuatku kesal, tapi bukan berarti aku membencinya. Aku sangat menyayanginya, dia seperti seorang sahabat, selalu ada setiap aku membutuhkan dirinya. Setiap kali aku membuat kesalahan padanya, dia selalu berusaha memaklumi dan memaafkanku. Saat aku tidak tahu terhadap sesuatu, dia tidak segan untuk memberitahu dan mengajarkannya padaku," pekik Ocha. Dia meremas bajunya karena sedang menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya.

Tetasan air mata Ocha, mengenai wajah Darwis. Tidak lama kemudian, sebuah keajaiban terjadi. Tangan kanan Darwis membuat gerakan kecil seperti sedang menggaruk. Membuat semuanya kecuali Ocha terkejut dan merasa bahagia. Perlahan Darwis membuka matanya, netranya menangkap cahaya dan lingkungan sekitarnya, kemudian tangannya perlahan diangkat dan mengelus kepala adiknya. "Kenapa menangis? Dasar cengeng," Kalimat pertama yang diucapkan Darwis setelah siuman.

Ocha tekejut, tak percaya kakaknya bisa hidup kembali. Ocha langsung memeluk kakaknya itu kemudian kembali menangis, namun menangis terharu. Darwis pun membalas pelukan adiknya dengan sangat erat. "Aku takut Kakak nggak bangun lagi, aku takut kehilangan Kakak! Jadi, jadi ..."

"Iya, iya. Aku paham, aku juga sama. Takut, takut banget nggak bisa lihat Adek lagi," ucap Darwis sambil menitikkan air mata haru. Dibantu Violet, Darwis berganti posisi dari berbaring menjadi duduk tanpa melepas pelukannya dari Ocha. "Terima kasih banyak semuanya, dan syukurlah kalian para peri bunga sekalian sudah bisa bebas," tambahnya.

Para peri bunga tersebut tersenyum. "Terima kasih banyak atas bantuan kalian, Ocha, Darwis dan juga Violet! Mungkin tanpa kalian, kami sudah ..."

"Hei, jangan terlalu dibahas! Yang penting kita semua sudah selamat dan aman," ujar Lily, salah satu anggota Ksatria Pemberani.

"Oh, iya! Kalian mau apakan Zaburo dan dua rekannya?" tanya Ocha kepada mereka sambil berhenti memeluk Darwis.

Mereka semua saling berpandangan dalam tatapan yang mencurigakan. Ocha dan Darwis menelan ludah mereka yang tawar, menyesal telah bertanya dan penasaran.

Sejak saat itu, keadaan Cabala Forest kembali kondusif. Segala layanan medis dan konstruksi bangunan, serta para warganya yang saling bergotong-royong membangun kembali Cabala Forest yang sebelumnya kacau menjadi tertata kembali. Zaburo dan dua rekannya di asingkan dari tempat yang sangat jauh dari Cabala Forest.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun