Mohon tunggu...
Ryan BobbyAndika
Ryan BobbyAndika Mohon Tunggu... Insinyur - Geoscience Enthusiast

Hello world, my name is Ryan Bobby Andika and you can call me Rybob for sure. Twenty-three years old and, recently, doing things related to Petroleum Industries.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Lebih Dekat "Isi Perut" Gunung Api Papandayan, Jawa Barat

13 Mei 2020   16:38 Diperbarui: 13 Mei 2020   16:55 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansekap Gunung Papandayan (Sumber:  Warbiyasa.com)

Setelah dilakukan penelitian detail mengenai kandungan unsur major, trace, dan rare earth serta unsur isotop Sr (Stronsium) --- Nd (Neodimium), baik Papandayan maupun Cikuray berasal dari induk magma yang sama. Namun jalur keluar kedua magma tersebutlah yang membedakan komposisi akhir masing-masing magma yang terbentuk. 

Magma di bawah Papandayan diindikasikan mengandung pecahan Australia yang kaya akan senyawa K2O, yang berperan sebagai kontaminan magma. Pecahan Australia atau yang sering disebut dengan Argoland sempat menumbuk bagian tenggara Sundaland dan akhirnya menjadi pijakan Gunung Papandayan pada 85 juta tahun yang lalu atau pada akhir dari zaman kapur. Dengan kata lain, diantara Gunung api Papandayan dan Gunung api Cikuray terdapat zona suture yang memisahkan kedua gunung api tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah isi 'perut' gunung api Papandayan masih aktif?

Berdasarkan rekam sejarah yang ada, Gunung api Papandayan pernah memuntahkan material pijar atau lahar sebanyak 23 km3 pada tahun 1772. Kejadian tersebut telah menghancurkan 40 desa disekitarnya dan merenggut 2.951 korban jiwa. Penelitian lanjut terhadap aktivitas vulkanisnya mengindikasikan bahwa letusan tahun 1772 diprediksi memiliki kolom erupsi mencapai tinggi hingga tiga kilometer. 

Dengan ketinggian kolom erupsi hingga mencapai angka tersebut, penduduk yang berada di Kota Cirebon dapat melihat fenomena Papandayan saat itu. Temperatur yang terukur pada peristiwa ini melejit hingga ke angka 350 Kelvin, atau hampir setara dengan 77C, serta kecepatan aliran awan panas yang mendekati angka 70 m/detik. Dengan kondisi tersebut, hampir mustahil bagi apapun yang menghalanginya dapat bertahan dari gempuran bencana ini, termasuk masyarakat sekitar. 

Namun, berita yang beredar saat itu menyatakan bahwa ada sekitar delapan warga yang selamat ditengah bencana dahsyat yang mematikan ini. Bagi masyarakat umum, hal tersebut menjadi cerita yang melegenda ketimbang mengamati kandungan magma dari gunung api Papandayan dan Cikuray. Bagaimana hal ini bisa terjadi? 

Dari hasil penelitian Dr. Mirzam Abdurrachman (terhitung sejak tahun 2008), ditemukan fakta bahwa ada kemungkinan delapan orang yang selamat berada pada ketinggian yang terisolir dari aliran awan panas Wedhus Gembel. Fenomena bencana letusan Gunung api Papandayan dapat menjadi perhatian penting bagi para geoscientist atau mungkin bagi anda para pendaki gunung, bagaimana skenario Tuhan menciptakan kestabilan alam di bumi ini.

Lalu, adakah cara untuk mengetahui besar-kecilnya potensi erupsi suatu gunung api? Dan dapatkah kita melakukan monitoring terhadap aktivitasnya ? Tentu saja! dengan mengkombinasikan ilmu geologi dan geofisika, kita dapat melihat isi 'perut' gunung api berdasarkan analisis kuantitatif maupun kualitatif dari parameter fisis yang terekam. Metode yang dapat dijadikan acuan dalam menjawab kedua pokok persoalan diatas adalah metode Geomagnetik. 

Secara umum, metode ini bekerja dengan memanfaatkan informasi magnetik hasil rekaman pada batuan di suatu daerah target untuk menunjukkan kondisi bawah permukaannya. Informasi yang dapat diekstrak dari sifat magnetisme daerah pengukuran adalah bagaimana pergerakan aliran magma, serta peningkatan temperature permukaan sekitar ketika suatu gunung api dalam kondisi aktif. 

Beberapa penelitian juga menggunakan metode ini untuk memodelkan volume magma yang ada di dalam tubuh gunung api, sehingga bisa diperkirakan besar-kecilnya erupsi gunung api di masa yang akan datang. Dengan mengetahui informasi tersebut, maka sudah sewajarnya kita dan pemerintah bisa lebih mengenal, memahami dan tahu kesiapsiagaan apa yang harus dilakukan, guna mengantisipasi kerugian yang timbul akibat bencana dari letusan gunung api.

Lansekap Gunung Papandayan (Sumber:  Warbiyasa.com)
Lansekap Gunung Papandayan (Sumber:  Warbiyasa.com)

Kawah di daerah Gunung Papandayan (Sumber: Warbiyasa.com)
Kawah di daerah Gunung Papandayan (Sumber: Warbiyasa.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun