Selain itu, Gas Hidrat juga dapat ditemukan di lingkungan daratan (continental) pada suatu lapisan dari batupasir atau batulanau dengan kedalaman kurang dari 800 meter. Lingkungan daratan ini umum disebut pada daerah Permafrost atau suatu daerah dengan lapisan bawah tanah (subsurface) yang masih berada di titik beku suhu 0 oC.
Berdasarkan Gambar 4, pada daerah Permafrost, juga terdapat zona stabil Gas Hidrat (GSHZ) pada lingkup rentang temperature serta kedalaman tertentu. Ketebalan Permafrost sendiri, menurut penelitian USGS, dapat mencapai ratusan meter yang mengisyaratkan bahwa potensi Gas Hidrat juga cukup besar pada lingkungan lempeng benua. Selain itu, sifat Gas Hidrat pada lingkungan ini memiliki berat yang relatif ringan akibat terbentuk sebagai hasil dari pencampuran proses termal dan microbial.
Perkembangan Gas Hidrat
Berdasarkan studi Arora, jumlah kelimpahan komponen karbon organik dalam ekspresi Gas Hidrat dapat mentupi lebih dari total keseluruhan (karbon organik) yang ada di muka bumi dengan macam ekspresinya. Jumlah total kandungan karbon organik untuk Gas Hidrat mencapai 10000 X 1015 gram (Arora dkk., 2015), yang tersebar hampir di seluruh bagian dunia, seperti pada Gambar 8.
Satu hal yang menarik mengenai jumlah tersebut adalah bahwa total kandungan karbon organik pada Gas Hidrat, ternyata memiliki prosentase yang lebih besar dibandingkan Migas kovensional. Oleh karena itulah, Gas Hidrat sangat dipercaya oleh para peneliti sebagai sebuah energi masa depan yang cocok untuk menggantikan, atau menyokong, pemenuhan kebutuhan terhadap energi Migas.
Kalkulasi Gas in Place dari Gas Hidrat yang ada di seluruh perairan di dunia saat ini, berada pada median 43.311 Tcf (Arora dkk., 2015). Jika menelisik dari Gambar 9 tersebut, terlihat bahwa Amerika menempati urutan pertama dengan median 7,013 TCf. Nilai yang tinggi ini menunjukan bahwa para peneliti Amerika, salah satunya melalui badan USGS, telah menentukan sikapnya lebih dini untuk aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan tujuan jangka panjang pemanfaatan energi ini.