Mohon tunggu...
Ryan W Januardi
Ryan W Januardi Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

ASN | Statistisi | Peneliti Statistik Sosial dan Kependudukan | Pembelajar dan Petualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka Berjilbab, Merdeka Berpancasila

14 Agustus 2024   14:46 Diperbarui: 14 Agustus 2024   15:52 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia sedang merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-79 dengan penuh semangat. Energi positif ini terlihat dari berbagai aktivitas masyarakat, baik di daerah terpencil maupun di kota-kota. Perayaan kemerdekaan telah diisi dengan beragam kegiatan seperti perlombaan, pawai, upacara, syukuran, doa bersama, serta inisiatif-inisiatif positif lainnya. Tujuan dari rangkaian peringatan ini adalah menghidupkan semangat komitmen kebangsaan dan rasa cinta tanah air di hati setiap individu.

Euforia perayaan kemerdekaan ini mencerminkan persatuan masyarakat, semangat gotong royong, kesiapan untuk berkorban, serta kemampuan untuk meredam perbedaan dan menghormati sesama anak bangsa. Semua ini diupayakan dengan tujuan mengenang pengorbanan pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Sikap yang tercermin dalam perayaan ini sesungguhnya mencerminkan esensi ajaran Pancasila yang dijunjung tinggi.

Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, telah menjadi panduan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur Pancasila tidak hanya berkaitan dengan ranah politik dan sosial, tetapi juga memiliki dimensi yang sangat dalam pada konteks keberagamaan. Sebagai bangsa yang beragam dalam suku, agama, budaya, dan bahasa, Indonesia menghadapi tantangan untuk memadukan nilai-nilai Pancasila dengan praktik beragama yang benar. Berpancasila hakikatnya adalah merangkul dan mengaktualisasikan beragama yang benar dalam konteks keragaman.

Hangatnya kasus pelarangan penggunaan jilbab pada Paskibraka putri menjadi preseden buruk yang menggerogoti hak-hak perempuan dalam konteks beragama sekaligus bernegara, terlebih kejadian ini berada di bawah tanggung jawab sebuah badan negara. Kejadian ini menjadi momok dari sikap diskriminatif terhadap pakaian dan busana perempuan yang diciptakan oleh sebuah institusi pemerintah.

Kemerdekaan menggunakan jilbab bagi perempuan muslim di Indonesia tidak hanya merupakan hak yang dijamin oleh konstitusi, tetapi juga merupakan kewajiban religius yang diatur dalam syariat Islam. Dalam konteks negara Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, kebebasan beragama, termasuk dalam hal berpakaian sesuai dengan ajaran agama, dilindungi dan dijamin oleh negara. 

Kewajiban Berjilbab dalam Islam

Dalam Islam, kewajiban menutup aurat, termasuk menggunakan jilbab, bagi perempuan Muslim didasarkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an. Dua ayat yang sering dijadikan landasan utama adalah:

  1. Surah An-Nur (24:31):

    "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya..."

    Ayat ini menegaskan pentingnya bagi perempuan Muslim untuk menjaga aurat mereka dengan menutupkan kain ke tubuh mereka, yang sering diterjemahkan sebagai kewajiban mengenakan jilbab atau penutup kepala dan dada.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun