Mohon tunggu...
Ryan W Januardi
Ryan W Januardi Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

ASN | Statistisi | Peneliti Statistik Sosial dan Kependudukan | Pembelajar dan Petualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pekerja Anak Pulau Kapota, Antara Pendidikan dan Masa Depan Keluarga

2 Mei 2019   20:57 Diperbarui: 5 Mei 2019   07:54 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan keringat membanjiri wajah dan kaos yang mereka kenakan, mereka terlihat semangat ketika mengerjakan pekerjaan berat orang dewasa itu, seakan itulah taman bermain mereka. Di sini sebenarnya saya agak berat untuk meminta tolong pada mereka, mengingat anak-anak lain seusia mereka menghabiskan waktu untuk bermain di hari libur, mereka harus bekerja mencari nafkah. 

Namun apa daya, kami sudah tiba di sini dan tidak bisa kemana-mana tanpa ada kendaraan yang bisa mengantar, mau tidak mau dan karena kasihan akhirnya kami meminta tolong mereka. Tentu, mereka harus ikut menikmati jalan-jalan bersama kami.

Sumber: Dok. Pribadi
Sumber: Dok. Pribadi

Di perjalanan, kami banyak mengobrol, bertanya kehidupan mereka. Sebut saja Abbas, kondektur ojek motor roda tiga ini, ia baru duduk di kelas 3 SMP. Sementara di sampingnya, ada Ciku teman sekelasnya, supir ojek kendaraan yang kami tumpangi ini. 

Selain mereka berdua, ada tiga anak lainnya yang sering menghibur kami dengan canda tawanya, merekalah Irfan yang masih duduk di kelas 2 SMP, serta Kota dan Dafa yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. 

"Dek, sudah berapa lama antar orang pakai Viar?", tanya saya penasaran. Abbas menjawab, "Baru jalan dua bulan kak, biasanya kakak saya yang bawa." Lebih mengangetkan lagi ternyata Ciku baru belajar mengendarai Viar ini dua bulan yang lalu, padahal usianya belum genap 16 tahun. 

Artinya mereka belajar mengendarai kendaraan ini memang untuk menjadi ojek motor roda tiga. "Bawa Viar ini kalau hari libur saja kah?", Abbas menjawab, "Iya kak, kalau hari libur kami biasa antar pakai Viar, kalau pulang sekolah ada yang minta tolong angkut barang di pelabuhan juga kami biasa bawa juga." Lantas kapan waktu kalian belajar dan bermain, pikir saya pada waktu itu. 

Tak lama kemudian kami tiba di Danau Tailaronto'oge. Bersama mereka, kami habiskan waktu bersenang-senang, bercengkrama, benar-benar menikmati hari libur khususnya bagi kelima anak itu.

Sumber: Dok. Pribadi
Sumber: Dok. Pribadi

Dari kiri ke kanan (Ciku, Kota, Abbas, Irfan, Dafa, saya), Sumber: Dok. Pribadi
Dari kiri ke kanan (Ciku, Kota, Abbas, Irfan, Dafa, saya), Sumber: Dok. Pribadi

Refleksi Hari Buruh dan Hardiknas, Pekerja Anak dan Cermin Pendidikan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun