Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Siapakah Dalang di Balik Kudeta Turki?

5 Agustus 2016   15:06 Diperbarui: 5 Agustus 2016   22:12 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.maghress.com

Pada tanggal 15 July 2016, terjadi upaya kudeta militer terhadap pemerintahan Turki. Kudeta Turki ini seakan memperumit keadaan geo politis di Timur Tengah yang tiap hari kian memanas. Namun, keberuntungan tidak berpihak pada para pelaku kudeta, dan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam militer Turki yang berpihak kepada pemerintahan Presiden Erdogan dan Perdana Menteri Yildirim berhasil mengembalikan kontrol ke pemerintahan.

Namun setelah keadaan kembali menstabil pasca militer Turki pro-pemerintahan mengamankan keadaan, kini timbul pertanyaan baru siapakah sebenarnya dalang dibalik Kudeta Turki dan apa tujuan mereka? Berbagai tuduhan khususnya oleh pemerintahan turki dan kantor – kantor berita yang pro pemerintah ditujukan kepada seorang tokoh  agama misterius bernama Fethullah Gulen. Akan tetapi tuduhan terhadap Gulen sebagai otak dari sebuah upaya kudeta yang kurang matang tampaknya malah memunculkan lebih banyak pertanyaan dan bukannya jawaban.

Siapakah Fethullah Gulen?

Nama: Muhammed Fethullah Gulen

Tempat/Tanggal Lahir : Erzurum,Turki / 27 April 1941

Tempat Tinggal : Pennsylvania Amerika Serikat

 Profesi : Teolog, Penulis dan Tokoh Relijius

Bagi mereka yang sudah lama mengamati gejolak politik di Turki  Gulen bukanlah lagi nama yang asing. Ia merupakan tokoh relijius di Turki dan adalah pemimpin dari gerakan Hizmet yang memiliki jaringan luas di berbagai negara, gerakan ini umumnya bergerak di bidang pendidkan dan da’wah yang dilakukan melalui sekitar 1000 sekolah yang mereka operasikan  di lebih dari 160 negara.  Selain mengoperasikan institusi pendidikan, Gulen melalui gerakan Hizmet juga bergerak di bidang media, dan memiliki beberapa stasiun televisi, radio dan media cetak. Gerakan Hizmet juga memiliki basis dukungan yang cukup kuat di Turki, diperkirakan anggota dan simpatisan dari gerakan ini dapat mencapai hingga 4 juta orang.

Gulen mengklaim gerakannya merupakan murni gerakan sosial dan tidak memiliki aspirasi politik, namun beberapa pengamat menyatakan bahwa pengikut gulen dan simpatisannya banyak menempati posisi penting di pemerintahan seperti parlemen, selain itu sebagian pengikutnya juga banyak yang menjabat di militer dan kepolisian.Jaringan politik yang dimiliki oleh Gulen dan gerakannya begitu luas, bahkan hingga koran harian Inggris The Guardian menyamkan gerakan Hizmet dengan Opus Dei ( Struktur Gereja Katolik Roma yang memiliki jaringan di seluruh dunia).

Pada tahun 1998 Gulen bermigrasi ke Amerika Serikat, ia menyatakan bahwa hijrahnya ke Amerika terkait dengan permasalahan kesehatan, namun beberapa pihak yang skeptis menganggap bahwa ia berupaya melarikan diri dari Militer Turki yang baru saja melancarkan kudeta pada tahun 1997. Selain itu setelah kepergiannya mulai timbul kabar bahwa militer Turki tengah berupaya untuk menahan Gulen karena paham – paham Islamnya yang tidak sesuai dengan sekulerisme di Turki.

Pada tahun 2013 Gulen berseteru dengan Perdana Menteri Turki pada saat itu Recep Tayyip Erdogan, Pemicunya adalah skandal korupsi yang melibatkan sekutu – sekutu Erdogan termasuk putranya sendiri Bilal Erdogan. Beberapa pengamat melihat bahwa skandal korupsi ini yang mencoreng nama sekutu – sekutu Erdogan dan partainya di dalangi oleh Fethullah Gulen. Erdogan lalu membalas dengan membatasi pergerakan Hizmet dan membersihkan pemerintahannya dari simpatisan dan pengikut Gulen. Mulai dari saat itu perebutan kekuasaan di Turki terjadi antara Erdogan dan Gulen serta pengikutnya yang terdapat di berbagai lapisan pemerintahan. Melihat sejarah permusuhan antara Erdogan dan Gulen .

Apakah Benar Gulen Dalangnya?

Walaupun Gulen akan sangat diuntungkan dengan lengsernya Erdogan dari tampuk pemerintahan di Turki, namun terdapat banyak kejanggalan yang dapat mengindikasikan ketidak terlibatan Gulen. Kudeta yang terjadi memiliki kesan terburu – buru, kurang matang dan memang ditakdirkan untuk gagal. Selama sejarah berdirinya Republik Turki, Kudeta Militer merupakan corak penting dalam perpolitikan di Turki. Kemal Ataturk yang membentuk Republik Turki dari sisa – sisa wilayah kesultanan Ottoman pada tahun 1923 menjadikan militer Turki sebagai penjaga demokrasi dan sekulerisme di Turki dan memang terbukti militer turki tidak segan untuk mengintervensi bila ancaman terhadap “Sekulerisme” dan “Demokrasi” di Turki.

Tercatat sebanyak 4 kali militer Turki telah berhasil melakukan kudeta militer pada tahun 1960, 1971, 1980 dan 1997. Berdasarkan catatan yang mengagumkan yang dimiliki Militer turki dalam melakukan kudeta, rasanya upaya yang terjadi pada bulan Juli kemarin seperti dikerjakan oleh para amatir. Buruknya perencana dan taktik yang digunakan oleh para pelaku di bulan juli lalu menyebabkan banyak pihak bertanya – tanya. Bahkan beberapa pihak bahkan menuding bahwa upaya kudeta yang terjadi hanyalah sandiwara belaka dari pihak erdogan untuk memperkuat genggamannya atas kekuasaan di Turki. Tuduhan memang banyak dilontarkan ke berbagai pihak, akan tetapi satu hal yang pasti adalah Kudeta ini memberikan legitimasi bagi pemerintahan Erdogan sesuatu yang tak akan pernah didapat oleh para pendahulunya yaitu legitimasi untuk menyingkirkan lawan – lawan politiknya yang menjabat di Militer.

Di lain sisi bagi seorang Fethullah Gulen untuk melancarkan Kudeta rasanya cukup kecil kemungkinannya. Seperti yang dituliskan diatas memang Gulen tengah berseteru dengan Erdogan, tapi apakah kaitannya para pelaku kudeta dengan Gulen? Jika dilihat sejarahnya walaupun Gulen memiliki banyak pendukung di Militer namun pengaruhnya di militer memang tidak pernah cukup kuat untuk mengendalikannya. Sebagai contohnya pada tahun 2000 pasca kudeta militer tahun 1997 Gulen dituduh bersalah atas upaya merusak sekulersime di Turki, dan disidang secara in absentia. Selain itu fakta bahwa Gulen pernah disidang oleh pemerintahan Turki atas dugaan merusak Sekulerisme menunjukan bahwa Gulen dan gerakan Hizmetnya merupakan musuh bebuyutan secara ideologis Militer Turki yang mengklaim bahwa mereka bergerak untuk melindungi Sekulersime. Terlebih lagi para pelaku upaya Kudeta pada bulan Juli lalu dengan gamblang menyatakan bahwa tujuan utama mereka bertindak adalah untuk melindungi “Demokrasi” dan “Sekulerisme”.

Oleh Karena itu rasanya sangat tidak mungkin bagi seorang Fethullah Gulen yang pernah mengatakan bahwa Sekulerisme di Turki sebagai “Materialisme Reduksionis” untuk menjadi motor penggerak dari sebuah upaya kudeta yang mengklaim mereka bergerak atas nama Sekulerisme. Namun rasanya sulit juga untuk membuktikan apabila Gulen dan para pengikutnya tidak terlibat dalam upaya tersebut, yang pasti adalah Erdogan kini telah berhasil menyingkirkan banyak dari sekutu – sekutu Gulen di pemerintahan dan tampaknya keadaan di turki semakin memburuk untuk Gulen dan pengikutnya. Apakah mereka benar – benar terlibat atau tidak? Tampaknya hanya waktu yang dapat mengungkap misteri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun