Mohon tunggu...
Ryan RhesaPutra
Ryan RhesaPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Limbah Pertanian

6 Juni 2022   21:46 Diperbarui: 6 Juni 2022   21:48 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN

Adelia sulahmad1, milinda himami hafsawati2, herti tambunan3,

ryan rhesa putra4, fauzan mujtahid5

Jl. Kalimantan Tegalboto No. 37, Krajan Timur, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur 68121. Program Studi Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Jember.

 

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraria dimana hampir seluruh masyarakat yang ada didesa bergantung kepada pertanian sebagai mata pencaharian. Terdapat berbagai macam budidaya yang dilakukan oleh petani di Indonesia sehingga produk pertanian yang dihasilkan beragam, Namun dalam proses budidaya maupun hasil produk  juga menyisakan limbah. Menurut (Siswadi et al., 2020) limbah adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari aktifitas manusia dan tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah meurupakan salah satu permasalahan lingkungan yang belum dapat teratasi hingga saat ini.

Berdasarkan sumber limbah, limbah pertanian juga menjadi permasalahan karena belum ada kesadaran dari para petani terlebih didaerah pedesaan. Limbah pertanian dapat dikatakan sebagai sampah spesifik karena muncul secara periodic dan tidak periodic akan tetapi belum adanya pengolahan dengan menggunakan teknologi. Limbah pertanian berupa sisa dari tanaman yaitu seperti sisa daun, batang, Jerami, dan perkaran tanaman, selain itu limbah pertanian juga digolongkan berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi limbah tanaman pangan, limbah tanaman holtikultura, limbah tanaman perkebunan, limbah peternakan, dan limbah perkotaan.

Limbah pertanian tergolong limbah padat dimana jumlahnya terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, urbanisasi, modernisasi dan perkembangan industry. Limbah pertanian yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan permasalahan lingkungan salah satu contihnya yaitu dapat menyumbat saluran irigasi sawah, berserakan dipinggir jalan sehingga mengganggu pemandangan dan dapat menimbulkan bau tidak sedap, serta dapat menyebabkan bencana banjir jika musim penghujan tiba. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan limbah pertanian karena limbah yang dihasilkan oleh petani tersebut dapat menjadi sumber penghasilan tambahan jika dikelola dengan baik.

PEMBAHASAN

Limbah pertanian memiliki kandungan pati, selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi. Kandungan kimia tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan bioethanol. Limbah pertanian yang dapat diolah menjadi bioethanol yaitu limbah pertanian organic seperti tetes tebu, onggok ubi kayu, kulit pisang, dan kulit kentang. Selain itu juga terdapat pelepah kelapa sawait, tandang kosong kelapa sawit, ampas sagu, batang jagung, serbuk gergaji, dan yang terakhir limbah tanaman holtikura.

Kandungan dari limbah tersebut seperti tandan kosong kelapa sawor (TKKS) memiliki kandungan komponen utama yang terdiri dari selulosa sebesar 41-46%, hemiselulosa sebesar 25-33%, dan lignin sebesar 25-32%.

Jerami memiliki kandungan selulosa sebsar 35-40%, limbah daun nanas kandungan selulosa sebesar 41,15%, hemiselulosa 21,02%, lignin sebesar 13,05-14,4% dan abu 5,88%. dan yang terakhir terdapat kandungan dari limbah kulit kentang yaitu protein 15,1%, lemak 0,52%, air sebesar 6,78%, pati 48,46%, serta abu sebesar 7,2% (Susmiati, 2018). Dari  kandungan limbah pertanian diatas menunjukkan ketersediaan dari limbah pertanian yang tinggi dan dapat berpotensi jika dimanfaatkan menjadi bahan baku bioethanol.

Bioethanol dapat dikonversi dari bahan nabati yang berupa gula, pati dan lignoselulosa yang kemudian diolah melalui tiga proses yaitu sakarifikasi, fermentasi dan pemurnian. Selain diolah menjadi bioethanol limbah pertanian juga diolah menjadi bokashi yaitu pupuk organic yang berasal dari sisa bahan organic seperti Jerami yang telah mengalami proses dekomposisi. terdapat juga vermikompos atau bisa disebut kompos cacing. Vermikompos ini merupakan hasil akhir dari hasil penguraian baan organic oleh jenis-jenis cacing tertentu, vermikompos ini kaya akan unsur hara dan dapat sebagai pupuk alami atau pembenah tanah.

Adapun Produk limbah pertanian dari daun bawang yaitu dapat dijadikan sebagai alternatif krim anti aging alami. Hal ini dikarenakan limbah yang berupa daun umumnya masih memiliki kandungan metabolit sekunder yang melimpah seperti senyawa fenolik, flavonoid dan tannin. Dari daun bawang ini memiliki ekstrak etanol yang mengandung senyawa flavonoid dan berpotensi sebagai antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 31,97437 g/mL. Dengan alternatif daun bawang ini dapat menjadi pengganti antioksidan sintesis dimana memberikan dampak pada gangguan Kesehatan dan munculnya toksitas.

Dalam pembuatan krim dilakukan beberapa tahap yaitu melalui proses pembuatan ekstrak dengan metode maserasi. Pada tahap ini merupakan hal yang dilakukan untuk mendapatkan senyawa flavonoid. Selanjutnya tahap yang dilakukan identifikasi senyawa flavonoid, setelah itu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan ekstran daun bawang. Dan untuk pembuatan krim sendiri menggunakan dua jenis emulgator yaiti emulgator anionic dan emulgator nonionik, dan yang terakhir pengujian antioksidan (Kumalasari & Erna, 2019).

  • Dampak dari Pengelolaan Limbah Pertanian

Dalam proses pembuatan pupuk organik di perlukan aktivator yang berfungi untuk mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Beberapa activator yang digunakan adalah super degra, R1M, EM4, dan MOL. Mikroorganisme lokal (MOL) adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa "dibiakkan", fungsinya adalah sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun cair. Pembuatan mikroba stater (MOL), dapat diperoleh dari bongkol pisang, limbah sayur atau buah, nasi basi, rebung bambu, pangkal batang rumput gajah atau daun gamal yang mudah didapatkan di lingkungan setempat.

Dampak ekonomi, ekologi dan social yang dihasilkan pada proses pengolahan limbah pertanian adalah:

  • Peningkatan pemahaman masyakat terkait pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan untuk produksi biogas
  • Peningkatan pemahaman masyarakat terkait dampak negatif pembuangan limbah peternakan ke sungai
  • Ketersediaan energi alternative yang ramah lingkungan
  • Ketersediaan pupuk organik berkualitas
  • Peningkatan kualitas dan kuantitas hasilpertanian
  • Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dampak dari pembuatan bioethanol yaitu mengurangi dari permasalah energi dan efek rumah kaca, sebab emisi rumah kaca diseluruh sikulus hidup bioenergy pada saat ini semakin tinggi yang disebabkan oleh penggunaan energi. Penggunaan biomassa untuk memproduksi biofuel seperti ethanol terbukti dapat mengurangi emisi CO2 dan menurut International Energy Agency (IEA) jika penggunaan dari biofuel diproyeksikan dapat mengurnangi emisi CO2 sekitar 2,1 gigaton per tahun 2050 jika diproduksi secara stabil.

KESIMPULAN

Limbah pertanian juga menjadi permasalahan karena belum ada kesadaran dari para petani terlebih didaerah pedesaan. Limbah pertanian dapat dikatakan sebagai sampah spesifik karena muncul secara periodic dan tidak periodic akan tetapi belum adanya pengolahan dengan menggunakan teknologi.Limbah pertanian memiliki kandungan pati, selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi. Limbah pertanian yang dapat diolah menjadi bioethanol yaitu limbah pertanian organic seperti tetes tebu, onggok ubi kayu, kulit pisang, dan kulit kentang. Adapun Produk limbah pertanian dari daun bawang yaitu dapat dijadikan sebagai alternatif krim anti aging alami. Hal ini dikarenakan limbah yang berupa daun umumnya masih memiliki kandungan metabolit sekunder yang melimpah seperti senyawa fenolik, flavonoid dan tannin. Dalam proses pembuatan pupuk organik di perlukan aktivator yang berfungi untuk mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Beberapa activator yang digunakan adalah super degra, R1M, EM4, dan MOL.

DAFTAR PUSTAKA

A.A.N.G. Suwastika, N. W. S. Sutari, A.A.A.A. S. Sunari, N.N. Soniari & I W. D. Atmaja., A. A. N. G. S. N. W. S. S. A. A. A. A. S. S. N. N. S. & I. W. D. A. 2019. Pengolahan Limbah Pertanian Dan Kerajinan Menjadi Pupuk Organik Berkualitas Di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Udayana Mengabdi, 12(1): 16-19.

Kumalasari, E., & Erna, P. 2019. Peningkatan Produktivitas Limbah Pertanian Daun Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia L. Merr) sebagai Alternatif Krim Anti Aging Alami. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(2), 440--451.

Mulasari. S. A., Fatwa. T., Sulistyawati., & Tri. W. S. 2018. Pengolaha Limbah Pertanian Menjadi Briket, Bokashi, Silase, dan Kompos Cascing di Desa Sidorejo Godean. Jurnal Bagimu Negeri, 2(2):95-104.

Ningsih. E. M. N., & Yuni. A. N. 2020. Pengolahan Limbah Pertanian untuk Mendukung Budidata Holtikultura di Desa Giripurno Kec. Bumiaji Kota Batu. CIASTECH, :1211-1218.

Pujiati, P., Dewi, N. K., & Setiawan, D. 2021. Pemanfaatan Limbah Tani, Ternak dan Konsorsium kapang selulolitik Pada Produksi Biogas Di Desa Puntukdoro Magetan Melalui Program Pengembangan Desa Mitra. Bubungan Tinggi. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1): 36-37.

Siswadi, E., Wihartiningsih, N., Firgiyanto, R., & Sukri, M. Z. 2020. Penerapan Teknologi pembuatan Asap Cair yang Multifungsi Berbahan Limbah Pertanian sebagai Media Pengenalan Jiwa Ecopreneurship di Pondok Pesantren Ibnu Katsir Desa Kemuning Kecamatan Arjasa. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Masyarakat, 74--80.

Suherman., Nurhapsa., & Irmayani. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Tani di Desa Batu Mila Melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Pertanian. Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 1: 119-124.

Susmiati, Y. 2018. Prospek Produksi Bioetanol dari Limbah pertanian dan Sampah Organik. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 7(2): 67--80.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun