Periode saat menjadi wartawan itulah tulisannya rutin saya baca. Itu terjadi sewaktu saya SMP s.d. SMA, saat Bapak berlangganan Jawa Pos. Azrul rajin menulis soal Formula 1 dan Basket, dua olahraga kegemarannya. Di kemudian hari, ia dikenal publik tanah air sebagai komentator F1 dan pendiri Developmental Basketball League (DBL), liga basket pelajar SMP & SMA terbesar di Indonesia.
Sekarang, Azrul menjabat Presiden Persebaya dan memimpin beberapa perusahaan. Ia, bersama John Boemihardjo, mendirikan Wdnsdy (baca: Wednesday), merk sepeda balap (road bike) berbahan karbon. Wdnsdy hanya menjual frame, tidak full-bike, disengaja demi agar bengkel mendapat bagian merakit dan pemilik bisa sesuka hati memasang onderdil sesuai keinginan.
Selain pebisnis, Azrul juga pesepeda yang sangat serius. Koleksi road bike-nya lebih dari 50 unit dan semuanya mahal. Menyusul kegemarannya bersepeda, ia membangun portal mainsepeda.com. Apa saja soal sepeda ada di sana. Bersama mitra bersepedanya, Raymond Siarta (pemilik Johnny Ray Cycling Apparel), Azrul siarkan podcast di channel YouTube MAINSEPEDA yang khusus membahas sisik melik sepeda.
Dari podcast, penuturan Azrul soal helm yang paling mengena sejauh ini. Saat syuting, ia membawa helmnya yang pecah saat kecelakaan disundul motor. Jika tak pakai helm, cerita pasti berbeda. Tidak hanya sekali itu helm menyelamatkannya.
Dari pengalaman-pengalaman itu, Azrul wajibkan helm dipakai saat bersepeda, di manapun, rute manapun, jauh atau dekat. Ia tak segan mengusir pesepeda lain yang masuki pelotonnya jika tak berhelm.
***
Saya banyak menyaksikan, pesepeda gowes dengan posisi telapak kaki dan lutut keluar, ke kanan kiri. Posisi yang benar, nyaman, dan efisien, telapak kaki dan dengkul lurus ke depan, sejajar dengan body sepeda.
Jika gowes dengan cleat, posisi telapak kaki dan dengkul dipaksa lurus. Tetapi, pesepeda pemula yang belum berfasilitas lengkap harus disiplinkan diri agar kaki selalu lurus. Percayalah, gowes akan lebih enak dan kaki tak mudah pegal.
Satu hal terakhir yang sering terlihat, masih banyak pesepeda yang kurang paham bagaimana posisi seatpost (besi penopang sadel) yang benar. Kebanyakan, seatpost dipasang terlalu rendah, sehingga ketika gowes, lutut menekuk saat pedal berposisi di bawah. Saya merasakan saat dulu belum mengerti dan pegele hora umum!
Atur seatpost hingga posisi dengkul lurus dan pedal dapat ditekan telapak kaki bagian depan. Jinjitlah dan bagian telapak kaki yang menopang itulah posisi ideal untuk menekan pedal. Â
***