Mohon tunggu...
Ryan Perdana
Ryan Perdana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca dan Penulis

Kunjungi saya di www.ryanperdana.com dan twitter @ruaien

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Anomali Honda Win 100

23 November 2019   17:19 Diperbarui: 24 November 2019   19:05 6646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posisi saat itu, ia baru saja ingin segarkan Win-nya dengan onderdil yang lebih baru. Ia memburu langsung ke dealer resmi Honda di luar kota, karena di Yogya sudah habis tandas. Celakanya, tak tersisa satu jua pun barang. Bukti Win tak lagi jadi waktu silam yang usang.

***

Win dicari lagi dan laku dengan harga tinggi menurut saya sebuah anomali. Jika RX King misalnya, masih bisa saya terima. Ia motor yang lekat dengan maskulinitas.  Kecepatannya yang mantap enteng mengasapi para rival di jalan, sampai-sampai ia dijuluki motor jambret.

Suara khas 2-tak-nya sungguh nyaring dan mampu mengintimidasi siapa pun yang mendengarnya. Dengan prejengan seperti itu, RX King tangguh dipakai touring, mancing, dan kampanye partai.

Honda C70 saya suka modelnya. Ia mewakili citra klasik yang abadi. Bahkan, Honda senang hati merilisnya lagi dengan model yang sama persis. Bukti desain lintas zaman yang evergreen.

Astrea Prima dan Grand Bulus, saya juga setuju-setuju saja menjadi collector item, karena memang unik dan cekli. Dua motor itu keren dengan caranya sendiri. Mereka ditakdirkan ganteng sejak lahir.

Lha kok tiba-tiba Win menyeruak dan menjadi most wanted ini bagaimana ceritanya. Modelnya cungkring dan jauh dari gagah. Jok juga sempit dan tak nyaman. Sungguh sebuah tipe motor yang sangat berisiko mendapat penolakan dari cewek yang akan dibonceng.

Tangkinya tak menggembung khas motor lakik. Desainnya bukan format motor sport, bukan pula motor trail. Memang, Win ini motor yang bukan-bukan. Lampu remnya pun hasil perselingkuhan Honda C-700 dan GL-100. Fixed, tak penuhi syarat disebut elok untuk dipakai jengjeng.

Jika harus disebut kelebihannya, model Win yang ndlujur, lencir, dan kurus itu sebenarnya mendukung teori-teori aerodinamika. Tak dimungkiri, Win memiliki desain yang streamline. 

Ia siap dipakai meliuk di antara rapatnya persaingan hidup. Ia sangat bersemangat diajak mencari celah peluang di ujung sana. Ia pandai berkawan dengan angin.

Win tak genap berkapasitas 100 cc, ia hanya 97,2 cc. Namun dengan mesin yang jauh dari gemuk itu, ia lincah dan tahan banting. Seliter bensin konon sanggup melahap 51 kilometer. Kokoh dan tidak mendekatkan diri pada garis kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun