Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Merapi yang Sayang Bila Dilewatkan

11 Januari 2016   11:25 Diperbarui: 11 Januari 2016   12:23 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beginilah penampakan bunker saat ini yang sejatinya dibangun sekitar tahun 2000 sebagai tempat perlindungan jika awan panas Merapi menerjang.

[caption caption="kondisi bunker saat ini (sumber : detik.com)"]

[/caption]Kelihatan tak terawat, padahal dulunya wajah bunker Kaliadem tidak seperti ini.  Bunker ini hancur saat erupsi Merapi tahun 2006.  Foto di bawah ini sebagai pembanding bagaimana kondisi bunker sebelum erupsi 2006 :

[caption caption="penampakan bunker sebelum erupsi merapi 2006 (sumber : rovicky.wordpress.com)"]

[/caption]"Silakan kalau mau masuk lihat-lihat," tawar Anto.  Kami sontak menggelengkan kepala karena entah kenapa tampak luar bunker saja sudah terasa menakutkan.  Apalagi kemudian pemandu kami bercerita bahwa saat erupsi Merapi 2006, ada 2 orang tewas di dalam bunker.  Sejak itu bunker jadi tak terawat karena dianggap tidak berfungsi.  "Karena ada yang meninggal, tahun 2010 - waktu erupsi - nggak ada orang yang masuk ke bunker ini," lanjut Anto.

Masih menurut Anto, begitu jam 17.00 seluruh aktivitas di kawasan wisata ini dihentikan, para pedagang akan menutup tokonya dan meninggalkan kawasan.

"Nggak ada orang yang tinggal di sini," tuturnya.

Saya melirik jam, sudah hampir jam 16.00 saat itu.

Kami memutuskan beristirahat sejenak, menikmati makanan dan minuman yang dijual di sekitar lokasi sebelum kembali ke titik awal pemberangkatan.  Harus saya akui, kondisi kami memang sudah mulai lelah.

Cerita tentang Bunker Merapi Kaliadem memang memilukan, namun sejujurnya bentang alam di sini luar biasa.  Baru kali ini saya melihat Merapi dari jarak dekat hingga tampak puncaknya yang berwarna keperakan dan membuat saya membayangkan tandusnya daerah sekitar puncak Merapi.

[caption caption="si sulung berfoto dengan latar merapi (dokpri menggunakan meizu m2 note)"]

[/caption]

[caption caption="merapi (dokpri)"]

[/caption]Seperti yang saya katakan di awal, tidak sia-sia kita berwisata ke Merapi.  Selain mendapat pengetahuan dan pengalaman baru, kita juga disuguhi pemandangan alam yang indah sekaligus menggentarkan dari salah satu gunung api teraktif di Indonesia.

Jadi, jika netter berkunjung ke Yogyakarta, sempatkan waktu untuk mengunjungi Merapi, dan dapatkan pengalaman baru dalam berwisata! Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat. Referensi & Tautan Luar :

  1. Merapi, Wikipedia
  2. Kisah Misteri Bunker Menangis di Lereng Gunung Merapi, Detik
  3. Tragedi Bunker Merapi 2006 - Efusif Bukan Berarti Aman Terkendali
  4. Peta Wisata Yogyakarta (Yogyakarta Tourism Map)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun