Inilah kenyataannya sekarang, jiwaku - entah bagaimana caranya - masuk ke tubuh seseorang yang sama sekali berbeda dengan keseharianku.
Ampuni aku, Tuhan!
Aku sungguh tak tahu apa yang harus kulakukan.
* * *
"...Allahu Akbar, Allahu Akbar..."
Bait-bait terakhir azan Subuh itu menyadarkanku dari ingatan tentang percakapanku semalam dengan Bu Sutirah. Kegamangan kembali menyergap diriku.
Demi kebaikan Bagus supaya jiwanya bisa kembali ke tubuhnya, aku tidak boleh sholat.
Tapi... aku sudah terbiasa sholat, aku tak bisa meninggalkannya begitu saja.
Aku terjebak dalam perang batin!
Ini tubuh pinjaman, Restu! Bukan tubuhmu!
Tapi apa yang kulakukan juga demi kebaikan tubuhmu juga, Bagus!