Masamba terletak pada jalur Trans-Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tengah (poros Palopo - Poso) dan Sulawesi Tenggara (poros Palopo - Kolaka) serta memiliki sebuah bandara yang berada di pusat kota.”
Oke, setidaknya saya sekarang tahu bahwa Masamba adalah sebuah wilayah kecamatan yang terletak di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Lantas, berapa jauh jarak Masamba dari Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan? Semoga gambar di bawah ini cukup menjelaskan :
Pesona Masamba
Di kata kunci ini, saya mulai menemukan hal-hal menarik tentang Masamba diantaranya informasi bahwa kecamatan ini memiliki beberapa objek wisata alam diantaranya :
- Air Panas Pincara
Pincara dikenal dengan kolam berendam air panasnya, yang dapat membuat rileks jika kita berendam di dalamnya, dan masyarakat setempat meyakini airnya itu bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Jarak objek wisata air panas Pincara kurang lebih 9 km dari Masamba, tempat ini juga sangat menarik karena didukung oleh panorama alam yang masih asri. - Air Terjun Sarambu Alla
Tempat wisata ini bisa ditempuh kurang lebih 1 jam dari kota Masamba, merupakan wisata air terjun yang elok dikelilingi tebing tinggi. Undakan tangga menurun sekitar 30 meter harus dilalui hingga akhirnya air terjun Sarambu Alla menyeruak di antara kelokan tebing. Tempat wisata ini sangat potensial sebagai objek wisata unggulan, karena daerah ini juga banyak menghasilkan buah lokal seperti durian, rambutan, dan langsat. - Air Terjun Sepakat
Terletak di Desa Sepakat, objek ini sangat menarik karena air terhempas di atas batu yang mengakibatkan pelangi di sela-sela sinar matahari yang menimbulkan uap air yang menyerupai asap tebal. Sekitar objek didukung pula panorama alam. - Pesona di Balik Gunung Limbong
Lembah pegunungan sekitar Kecamatan Limbong cukup elok dipandang belum lagi budaya masyarakatnya yang khas. Awalnya daerah ini masih belum dikenal oleh masyarakat banyak karena akses jalannya belum sempurna, namun kini sudah bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Kecamatan Limbong berjarak kurang lebih 70 km sebelah barat Masamba, di sana terdapat etnis Budaya Rongkong yang kegiatan keseniannya adalah merupakan perilaku yang tampak dalam keseharian mereka. Limbong juga terkenal dengan Tenun Batik Rongkong dan kopinya yang khas.
Kuliner Masamba (Luwu)
Di satu blog, saya membaca pengalaman seorang blogger yang tinggal selama beberapa bulan di Desa Balebo, Masamba. Informasi yang ada di dalamnya sangat lengkap ditunjang foto-foto yang apik. Dari situ saya mendapat informasi lagi soal kuliner khas Masamba – lebih tepatnya kuliner masyarakat Luwu - diantaranya :
- Pisang Belanda
Penganan unik dan tidak akan kita temui di pasar manapun di Indonesia termasuk pasar Masamba sendiri karena makanan khas Luwu ini hanya muncul di acara tertentu saja seperti khitanan, pernikahan, dan syukuran. Pisang Belanda sendiri adalah pisang rebus yang dilumuri karamel kental, bagian tengahnya dibelah vertikal lalu diisi kacang yang sudah dicincang. - Kapurung
Makanan ini berbahan dasar sagu yang dibentuk bulat-bulat lalu dimasak hingga kental. Kapurung disajikan bersama lauk-pauk lainnya seperti sayur ikan, ayam, daun singkong lalap, dan sambal dabu-dabu. Kapurung tidak dimakan dengan cara dikunyah, namun ditangkap seperti belut lalu ditelan, itulah mengapa di desa ini tidak ada istilah “makan kapurung” namun yang benar “minum kapurung” karena kapurung dimakan dengan cara diteguk seperti air, bukan dikunyah, hanya lauk pauknya saja yang dikunyah. - Jagung Rebus Sambal Asin
Jagung rebusnya memang biasa, namun yang menjadikan unik adalah sambal yang menyertai jagung saat disajikan, sambalnya berwarna putih kehijau-hijauan, rasanya asam dan asin namun segar. - Gorengan
Jenis gorengannya memang biasa saja seperti yang kita jumpai pada umumnya namun apapun jenis gorengannya mereka selalu memakannya dengan sambal, sekalipun jenis gorengan yang manis-manis seperti pisang goreng atau molen. - Buras
Buras adalah makanan khas Bugis yang bentuknya seperti lontong namun agak pipih dan daun pisang yang membalutnya diikat rapat-rapat dengan tali sehingga air tidak bisa terserap ke dalam buras melalui dau pisang tersebut. Buras terbuat dari beras dan santan yang diberi sedikit garam agar bercita rasa gurih.
Itulah sebagian hasil penelusuran saya tentang Masamba, mungkin netter yang lebih tahu soal Masamba bisa ikut menambahkan atau mengoreksi tulisan saya?