Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cinta Bukanlah Hak Anak, Cinta Adalah Kewajiban Orangtua (Berkaca dari Kasus Angeline)

11 Juni 2015   18:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angeline, gadis kecil yang cantik itu akhirnya ditemukan setelah 20 hari dilaporkan hilang.  Tragisnya, ia ditemukan dikubur di rumah orangtua angkatnya dalam kondisi tertelungkup dan memeluk boneka.

Netizen berduka, ucapan belasungkawa dan rangkaian doa mengiringi kembalinya gadis kecil berusia 8 tahun tersebut ke hadirat-Nya seraya menuntut pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut.  Kecurigaan masyarakat dialamatkan pada Margaretha Megawe, ibu angkat yang mengadopsi Angeline sejak ia masih berusia tiga hari.

Menurut penuturan beberapa saksi, semasa hidupnya Angeline kerap mendapat perlakuan tak manusiawi dari ibu angkatnya tersebut.

"Pernah saya dengar ibunya mengumpat kepada dia. Ngomongnya begini, 'kalau tidak membantu kasih makan ayam, mending ia keluar dari rumah ini," ujar Agustinus Tae (25) tetangga korban.

Setiap hari sepulang sekolah, Angeline hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja memberi makan ayam yang dipelihara oleh sang ibu.  Bila tidak memberi makan ayam, menurut kesaksiannya, ibunya tak segan memarahi.

Keseharian Angeline juga dinilai menyedihkan oleh Kepala Sekolah SD 12 Sanur, Ketut Ruta, tempat Angeline bersekolah.  Ruta bahkan pernah meminta agar dapat merawat Angeline, namun permintaan itu ditolak oleh orangtua angkat Angeline.

"Anak itu dari segi akademis agak kurang dibandingkan teman lainnya.  Ia sering diam, menutup diri, dan tidak mau bergaul.  Kondisinya sangat memprihatinkan," tutur Ruta seperti dikutip dari Tribun News.

Wali kelasnya bahkan pernah memandikan Angeline karena siswi kelas II SD tersebut datang ke sekolah dengan pakaian dekil dan bau badan yang tak sedap.

Sungguh memilukan.

Karena perlakuan buruk itulah, masyarakat dan netizen menuding kematian Angeline ada kaitannya dengan ibu angkatnya, Margaretha.  Namun Margaretha sendiri selalu menyatakan bahwa ia sangat menyayangi Angeline seperti gadis itu menyayanginya.  Ia bahkan pernah mengancam akan membunuh siapapun yang berani mengambil Angeline dari tangannya.

Kronologi Tragedi yang Menimpa Angeline Sejak Hilang Hingga Ditemukan

  1. 16 Mei 2015
    Angeline terakhir terlihat di halaman rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Investigasi Komnas Anak menyatakan tetangga melihat pintu pagar rumah Angeline terkunci saat itu.  "Artinya, hanya orang rumah yang tahu keberadaan terakhir Angeline.  Dia tidak keluar," kata Arist.

  2. 17 Mei 2015
    Kakak angkat Angeline - Christina dan Ivon - mengumumkan hilangnya Angeline pada laman Facebook berjudul "Find Angeline-Bali's Missing Child". Mereka memasang sejumlah foto bocah yang senyumnya tampak ceria itu.  Keduanya juga mengajak masyarakat ikut mencari Angeline.  Masyarakat, dari artis hingga pejabat, geger ikut membantu pencarian bocah malang tersebut.
  3. 18 Mei 2015
    Tiga hari setelah menghilang, keluarga melapor ke Kepolisian Sektor Denpasar Timur. Polisi memeriksa sejumlah saksi, yaitu Margareth (ibu angkat Angeline), Antonius (pembantu sekaligus penjaga rumah), dan seorang penghuni kontrakan milik Margareth bernama Susianna.Polda Bali memperluas pencarian di seluruh perbatasan Bali, Banyuwangi, dan Nusa Tenggara Barat.  Mereka juga memeriksa rumah Margareth tiga kali.  Pemeriksaan pertama dan kedua selalu dihalangi pemilik rumah.
  4. 24 Mei 2015
    Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengunjungi rumah Margareth pada malam hari. Arist menengok kamar tidur Margareth yang juga sering dipakai Angeline.  Menurut Arist, rumah itu tak layak huni karena acak-acakan, kotor, dan bau kotoran hewan.  Margareth memelihara puluhan anjing dan ayam di rumahnya.  Di kamar tidur, Arist mencium bau anyir yang berbeda dengan bau kotoran hewan.  "Tidak ada seprei terpasang dan ruangannya bau anyir," ujar Arist.  Kecurigaan itu segera dilaporkan kepada polisi.
  5. 5-6 Juni 2015
    Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi rumah Margareth dalam kesempatan berbeda, namun kedatangan keduanya ditolak keluarga Angeline.
  6. 9 Juni 2015
    Guru SD Negeri 12 Sanur Bali, tempat Angeline sekolah, menggelar sembahyang di depan Pura Penyimpangan Batu Bolong, depan rumah Angeline. Persembahyangan digelar untuk meminta petunjuk paranormal.   Mereka mengaku mendengar suara Angeline.
  7. 10 Juni 2015
    Polisi menemukan jasad Angeline di pekarangan rumah Margareth. Angeline ditemukan dikubur pada kedalaman setengah meter, dengan pakaian lengkap dan tangan memeluk boneka.  Tubuhnya dililit seprei dan tali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun