Saya tidak tahu bagaimana sistem pemasaran komik Indonesia yang hadir berseri-seri, apakah nunggu sampai tamat baru dilempar ke pasar atau dicicil setiap minggu / bulan.
Jika sistem pemasarannya nunggu tamat dulu baru dijual, ini berbanding terbalik dengan manga. Manga berseri yang dijual di Indonesia – meski di Jepangnya mungkin sudah tamat – punya jadwal terbit seperti majalah. Penjadwalan seperti ini akan menimbulkan keterikatan antara pembaca dengan tokoh-tokohnya sekaligus menantang komikus untuk membuat cerita yang lebih fleksibel. Jika pembaca suka dengan ceritanya, jumlah episode bisa-bisa semakin banyak.
Dan penerbit memang berperan besar dalam hal ini.
Itulah pendapat saya tentang keunggulan manga (komik Jepang) dibanding komik lain – khususnya Indonesia. Tulisan ini dibuat menggunakan sudut pandang saya sebagai pembaca dan penikmat komik segala genre.
Bagi penggiat komik Indonesia, berita bagusnya saya melihat kualitas manga belakangan ini agak menurun seperti yang sudah saya singgung di awal tulisan. Karena itu, mungkin sekarang saat yang tepat untuk membangkitkan kembali komik Indonesia, apalagi jika penerbit besar bersedia mendukung pemasaran komik Indonesia.
Semoga ada yang bisa diambil dari tulisan saya kali ini. Mohon maaf jika penyampaiannya tidak runut dan sulit dipahami.
Salam komik!
[caption id="attachment_366321" align="aligncenter" width="500" caption="potongan komik gina karya gerdi wk, saya menanti tokoh ini muncul kembali (sumber gambar : jualkomiklama.blogspot.com)"]
Tulisan ini masuk kategori “Serba-Serbi” dan dipublish pertamakali di blog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H