Namun dulu pada awal gempurannya ke Indonesia, manga hadir dengan tema yang beragam mulai cerita jenaka tentang ninja (Natane, Mitsuru Adachi), kisah tentang cinta dan reinkarnasi (Setinggi Langit dan Bintang, Michiyo Akaishi), seni bela diri (Kungfu Boy, Takeshi Maekawa), pahlawan super (Sailor Moon, Takeuchi Naoko), sampai kisah-kisah horor karya Yoko Matsumoto dan kisah cinta remaja karya Yukari Kawachi.
[caption id="attachment_366316" align="aligncenter" width="295" caption="manga jenaka natane karya mitsuru adachi (sumber gambar : goodreads.com)"]
Sebagai pembaca, saya suka dengan tema cerita yang beragam – apalagi waktu itu komik Indonesia image-nya adalah bacaan cowok dengan adegan-adegan silat atau perkelahian antara manusia super, sementara manga juga menyediakan genre yang pas buat pembaca cewek (Candy Candy, Serial Cantik, Sailor Moon).  Pengelompokkan manga seperti ini setahu saya dibagi menjadi shonen (manga untuk cowok) dan shoujo (manga untuk cewek), mohon koreksinya.
Detail
Satu hal yang saya kagumi dari para mangaka (komikus Jepang) adalah mereka tak segan bermain dengan detail.  Saat menggambar – misalnya – mobil, hasil goresan mereka benar-benar menggambarkan mobil yang sesungguhnya; detail rodanya, bentuk lampunya, sampai hal-hal kecil semisal logo sekalipun digambarkan dengan detail.
Begitupun dengan kostum, para mangaka tak segan menggambar secara detail kostum yang sedang dikenakan salah satu tokoh dalam ceritanya.
[caption id="attachment_366317" align="aligncenter" width="500" caption="potongan manga mily magic karya yukari kawachi, perhatikan bahwa mangaka tetep niat menggambar pakaian tokoh-tokohnya dengan detail (sumber gambar : mangahere.co)"]
Komikus Indonesia bukannya tidak ada yang detail seperti itu, Ganes TH contohnya. Â Sepanjang ingatan saya, komikus satu ini juga sangat memperhatikan detail. Â Begitu juga Hans Jaladara karena tokoh Panji Tengkorak itu banyak aksesorisnya sehingga lumayan rumit untuk digambar.
Panel yang Variatif
Inilah keunggulan telak manga terhadap komik lain. Â Panel komiknya variatif, satu halaman dalam manga bisa saja terdiri dari beberapa panel (kotak) sbb :
[caption id="attachment_366318" align="aligncenter" width="500" caption="potongan manga beelzebub karya ryuhei tamura, perhatikan bentuk panelnya yang variatif (sumber gambar : komikbacaonline.blogspot.com)"]
Komik Jepang kelihatannya tidak terikat pada bentuk panel yang lazim digunakan dalam komik (satu halaman terdiri dari dua panel – atas dan bawah), bahkan saya lumayan sering menjumpai dua halaman yang habis ‘hanya’ untuk menggambarkan satu adegan – biasanya adegan pertarungan.
Tidak hanya itu, selama ini saya nyaris tidak menjumpai narasi / deskripsi dalam manga sbb :