Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cinta Kedua #1 : Kado untuk Bhisma

16 Mei 2015   20:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431782423226831841

Istirahatlah dengan tenang.

Kamu bisa percaya kata-kataku...

Di gundukan tanah tersebut terpancang sebuah nisan bertuliskan nama seorang wanita yang sangat dicintainya.  Diusap-usapnya nisan tersebut.

"Aku pulang dulu.  Anak-anak sudah menunggu.  Aku mencintaimu, Sekar."

* * *

Sejak itu kehidupan keluarga mereka berjalan tanpa kehadiran Sekar, seorang istri dan ibu yang baik bagi mereka yang ditinggalkan.  Di saat-saat awal setelah meninggalnya Sekar, praktis Bhisma merasa kewalahan dengan banyaknya tanggung jawab yang harus diembannya.

Jam 4.30 pagi ia bangun dan menyiapkan sarapan sekadarnya untuk mereka bertiga.  Jika masih ada cukup waktu, ia membersihkan rumah - minimal menyapu dan mengepel lantai.  Setelah beres semuanya, ia mandi dan bersiap dengan pakaian kerjanya.  Sekitar jam 5.15 ia membangunkan kedua putrinya dan menerapkan batasan waktu mandi bagi keduanya.

Satu jam kemudian, Bhisma mengantar kedua putrinya ke sekolah sekalian ia berangkat bekerja.  Beruntung baginya karena Kenanga dan Nada bersekolah di tempat yang sama sehingga ia bisa menghemat waktu.

Saat itu Nada masih kelas 2 SD sementara Kenanga sudah kelas 6 SD.  Jika tiba waktunya pulang, Nada menunggu Kenanga, kemudian keduanya pulang ke rumah orangtua Bhisma - kakek dan nenek Nada - hingga tiba waktunya sang ayah pulang kerja dan menjemput mereka berdua.

Begitulah rutinitas harian mereka bertiga.

Meski statusnya anak tiri, Bhisma menyayangi Kenanga seperti anak kandungnya, karena itu betapa terkejutnya ketika pada suatu hari secara tak sengaja ia mendapati adanya lebam-lebam di tubuh putri sulungnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun