Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

The Tale of The Princess Kaguya, Ketika Kecantikan dan Status Sosial Tidak Membawa Kebahagiaan

10 April 2015   06:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 2591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14286036881318666940

[caption id="attachment_360016" align="aligncenter" width="600" caption="Putri Kaguya (sumber commonsensemedia.org)"][/caption]

Setelah sukses mencetak box office dengan Spirited Away, di tahun 2015 ini Studio Ghibli asal Jepang kembali bekerjasama dengan distributor film raksasa untuk memperkenalkan film produksi tahun 2013 mereka, ‘Kaguya-hime no Monogatari’ atau lebih dikenal sebagai ‘The Tale of The Princess Kaguya’.

Film animasi 2D ini dibuka dengan kisah seorang kakek bernama Sanuki no Miyatsuko yang sedang menebang bambu sebagai mata pencariannya.  Saat sedang menebang bambu itulah, Miyatsuko menemukan sebatang bambu yang bersinar dan menarik perhatiannya.  Bambu itu kemudian terbuka dan nampaklah seorang gadis kecil seukuran telapak tangan di dalamnya.

“Ini pasti hadiah dari surga,” ujar Miyatsuko yang kemudian membawa gadis kecil itu ke rumahnya.

Tatkala gadis kecil itu diserahkan pada istri Miyatsuko, sebuah keajaiban terjadi.  Gadis itu menjelma menjadi seorang bayi perempuan dan tumbuh dengan cepat, sangat cepat.  Miyatsuko bersama istrinya yang kebetulan belum mempunyai anak, merasa sangat bahagia dengan kehadiran bayi tersebut yang di lingkungannya kemudian dikenal dengan nama ‘Takenoko’ (Little Bamboo).  Kebahagiaan mereka semakin bertambah saat Miyatsuko dan istrinya menemukan banyak emas di bambu tempat Takenoko ditemukan.  Mereka kini kaya-raya dan pindah ke kota besar.

Beberapa tahun kemudian, Takenoko tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik.  Lord Akita, penguasa wilayah tersebut kemudian memberikan nama Putri Kaguya kepada Takenoko.  Sejak itu kecantikan Putri Kaguya menjadi buah bibir dan banyak pemuda yang bermaksud meminangnya – termasuk Kaisar sendiri!

Namun, siapakah sebenarnya Putri Kaguya?  Dari manakah ia berasal?

Artwork yang Unik dan Mempesona


Diangkat dari cerita rakyat Jepang, ‘The Tale of The Princess Kaguya’ menawarkan artwork yang unik dan mempesona, ini sama sekali bukan anime ala Jepang ataupun film animasi 2D ala Barat.  Menonton ‘The Tale of The Princess Kaguya’ rasanya seperti melihat ilustrasi dalam buku cerita klasik.

Artworknya – jika saya tidak salah – seperti lukisan dengan krayon ataupun cat minyak, sungguh khas dengan warna-warna pastel (netter bisa melihatnya sendiri di trailer yang saya sertakan di akhir tulisan).  Dan seperti umumnya film Jepang, ‘The Tale of The Princess Kaguya’ tidak banyak dihiasi musik latar untuk memperkuat adegan.  Namun justru dengan ‘sepinya’ film ini dari musik, adegan-adegan yang ditampilkan jadi lebih kuat dan mengena.

Selain artwork, film berdurasi sekitar 137 menit ini memiliki jalan cerita yang luar biasa memukau seperti film-film produksi Studio Ghibli lainnya.  Buat saya pribadi, pesan yang ingin disampaikan sutradara Isao Takahata ngena banget.  Dikisahkan bahwa Putri Kaguya sebenarnya lebih menyukai kehidupan sebelumnya yang dekat dengan alam dibanding kehidupannya saat ini yang bergelimang kekayaan namun penuh pengekangan.

Ya, menjadi cantik dan kaya ternyata tidak sepenuhnya membahagiakan – setidaknya bagi Putri Kaguya, apalagi Miyatsuko terkesan terobsesi dengan status sosial yang tinggi sehingga dalam beberapa adegan ia tampak mendesak putrinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan menjadi keinginan Putri Kaguya maupun sang ibu.

“Kebahagiaan seorang putri (bangsawan) adalah menikah dengan seorang lelaki bangsawan.  Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya,” tutur Lady Sagami, guru Putri Kaguya.

“Tapi aku belum pernah bertemu dengan para pelamarku,” kata Putri Kaguya.  “Bagaimana bisa aku memilih salah satu dari mereka?”

“Mudah saja.  Kau tinggal pilih satu nama yang ada di sini, dan kalian akan bertemu saat hari pernikahan.”

Petikan dialog di atas hanya sedikit dari dialog-dialog ‘berisi’ di film yang sudah meraih berbagai penghargaan internasional ini (8 penghargaan dan 27 nominasi).  Selain konsep kebahagiaan anak menurut orangtua, cinta yang tak tersampaikan, ada pula dialog tentang hubungan manusia dengan alam.

Kesimpulan


Pada akhirnya saya menilai ‘The Tale of The Princess Kaguya’ adalah film dengan penikmat tersendiri. Film ini bukan film pop.

Mulai dari artwork yang unik dan nyaris tanpa warna mencolok, dialog-dialog yang penuh makna, hingga beberapa adegan yang bisa-bisa dianggap tidak lazim dimunculkan dalam film.

Setidaknya ada dua scene yang memperlihatkan puting payudara seorang ibu tatkala menyusui anaknya dimana yang satu malah close-up.  Selain itu pada adegan Kaisar memeluk paksa Putri Kaguya dari belakang yang meski digambarkan dengan halus, tetap terasa adanya nafsu yang menyertai pelukan tersebut.

Bahkan MPAA sendiri pun memberi rating PG (Parental Guidance) untuk ‘The Tale of The Princess Kaguya’.

Cuma itu.

Adapun secara keseluruhan, saya menilai ‘The Tale of The Princess Kaguya’ sebagai film yang luar biasa indah dan sangat memukau.

Kemudian sebagai catatan akhir, film ini dirilis dalam dua bahasa, Jepang dan Inggris.  Saya lebih merekomendasikan netter untuk menonton yang versi Jepangnya karena di bagian akhir film ini, Putri Kaguya menyenandungkan sebuah lagu atau syair – yang tentunya akan lebih berasa apabila didengarkan dalam bahasa aslinya.  Namun apabila netter mencari bahasa yang lebih mudah dimengerti, menonton versi Inggrisnya pun sama asyiknya.

Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat, selamat berburu, dan selamat berakhir pekan!

Tautan Luar :


  1. Disney official site (Japan),
  2. Official site (Japan),
  3. Official site (US),
  4. IMDB,
  5. Official US trailer


Tulisan ini masuk kategori “Buku, Film, dan TV” dan dipublish pertamakali diblog.ryanmintaraga.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun