Tania tersenyum nakal, ia paham maksud laki-laki maskulin yang ada di hadapannya saat ini. Jemari lentiknya menjelajahi seluruh tubuh Tommy,
"Kalau begitu," desahnya, "manfaatkan saja dulu apa yang ada di hadapanmu."
Kedua insan berlainan jenis itu kemudian menghilang ke arah toilet.
* * *
Angel duduk di sudut ruangan. Saat ini tak ada minat baginya untuk kembali ke dunia yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya. Bahkan gelas berisi air mineral pesanannya pun sama sekali tidak ia sentuh.
"Raja..." bisiknya.
Masih jelas terbayang di ingatannya peristiwa tragis yang menimpa Raja - lelaki yang sudah berjanji akan menikahinya. Lelaki yang membuat Angel sanggup meninggalkan teman-temannya, meninggalkan dunia malamnya, dan lelaki yang memaafkan segala petualangan cintanya di masa lalu.
Masih jelas tergambar di benaknya sosok Raja yang dicintainya tersungkur akibat dua butir peluru menembus tubuh lelaki tersebut.
Tanpa sadar, dua butir air bening mengalir di pipi Angel.
"Angel," panggil Tari yang entah sejak kapan sudah duduk di dekatnya.
Angel buru-buru menghapus airmatanya dan mencoba tersenyum.