Kika terdiam sejenak,
"Tahukah kamu, bukan soal agama yang menahanku untuk hidup denganmu. Â Aku bisa mengikutimu untuk soal itu karena aku tahu kamu tidak akan mengubah keyakinanmu."
Kika menggenggam tangan Go,
"Aku malu pada diriku sendiri. Â Kamu orang yang baik, sementara aku sudah banyak melakukan kesalahan dalam hidupku. Â Aku selalu melewati batas ketika berhubungan dengan laki-laki."
Aku tahu itu, Kika.
Kika menunduk,
"Aku merasa aku tidak pantas untukmu. Â Apalagi usiaku lebih tua darimu, Go."
Go memeluk Kika.
Tahukah kamu Kika? Â Jika saja waktu itu kamu tidak terlambat menyatakan perasaanmu, aku pasti akan memilihmu. Â Sekarang aku memiliki keluarga dan aku harus menjaga kepercayaan yang Erin berikan padaku. Â Erin, maafkan aku.
Kika mencium Go. Kali ini Go kehilangan kendali.
Erin, maafkan aku. Â Aku sudah mengkhianati kepercayaanmu. Â Aku salah!
* * *
Jarum jam menunjukkan pukul 22.00. Â Erin belum menyentuh makan malamnya, ia memutuskan menunggu Go sebentar lagi, sementara putri mereka sudah terbuai dalam mimpi.
Go! Panggil Erin.
* * *
Hanya sesaat sebelum semuanya menjadi lebih jauh, Go mendadak berhenti.
Erin!
Dalam keremangan ruangan, dipandanginya tubuh Kika yang ada di hadapannya. Â Go tersadar!
Apa yang kulakukan?!
"Go?"
Kika memanggil dan hendak memeluknya, tapi Go menepisnya dengan lembut,
"Maaf Kika, tapi aku tidak bisa. Â Jika aku melakukannya, maka aku sama saja dengan mereka."