Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kejarlah Cinta #1: Perkenalan Pertama

2 Maret 2014   13:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan :

Cerita Bersambung "Kejarlah Cinta" ini adalah fiksi belaka.  Apabila ada kesamaan nama & tempat itu hanya kebetulan semata dan tidak merujuk pada nama & tempat yang ada di kehidupan nyata.  Selamat membaca!


CHAPTER 1

SMA Dian Pelita, jam 2 siang.

Rian berjalan mengendap-endap menuju ruang loker ekskul bulutangkis.

Kali ini harus berhasil!


Rian sudah lama mengagumi Rin, siswi kelas III kakak kelasnya salah satu anggota ekskul bulutangkis.  Sejak Rian pertama melihat Rin berlatih bulutangkis – meski hanya lewat jendela perpustakaan, hatinya berdegup kencang.

Manisnya.


Sejak saat itu Rian semakin rajin ke perpustakaan setiap anggota ekskul bulutangkis berlatih, bukan untuk membaca buku melainkan hanya untuk melihat si pencuri hatinya berlatih.  Meski hanya bisa melihat melalui jendela perpustakaan, Rian sudah cukup senang.

Tapi kali ini Rian mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mencoba peruntungannya.  Dalam tasnya ada sebuah surat yang ditujukan pada Rin, gadis yang senyum manisnya membuat Rian tidak bisa tidur.  Tentu saja supaya surat itu tidak salah sasaran, Rian sudah mengamati terlebih dulu loker yang sering digunakan Rin.

Dan kini Rian sudah tiba di ruang loker.

Jantungnya berdegup kencang.

Yang mana loker Rin?  Biasanya yang di sana.  Tapi bagaimana bila aku salah dan surat itu nyasar ke orang lain?


Pemuda berkacamata itu bimbang cukup lama.  Perlahan dia menghampiri satu loker, dengan gemetar tangannya merogoh tasnya untuk mengambil surat cinta yang sudah ditulisnya semalam suntuk dengan mengutip kalimat indah berbunga-bunga.

Seharusnya loker ini ya.  Aku tinggal memasukkan saja surat ini dan…


Klik!

Terdengar suara shutter kamera, Rian berhenti dan memandang bingung.  Sebelum sadar apa yang terjadi, di depan pintu sudah berdiri seorang gadis cantik dengan ponsel berkamera di tangannya.

Klik!

Shutter berbunyi lagi.

Dia memotretku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun