Baru kali ini aku tau sisi lain Lintang. Rupanya dia punya pengalaman buruk. Pantas saja…
“Lin… Apa itu juga alasan kamu yang sebenarnya waktu ngajak aku jalan berdua aja ke Dufan?” Rian memberanikan diri bertanya.
Lintang tersenyum,
“Karena aku takut jalan rame-rame? Ya, itu benar.”
Jadi begitu.
“Tapi setelah kita jalan bareng ke Dufan, aku jadi tau bahwa aku nggak bakal kenapa-napa kalo jalan sama kamu. Aku bisa percaya sama kamu. Karena ada kamu itulah, aku menerima ajakan untuk jalan ke sini. Rame-rame.”
Lintang menoleh pada Rian,
“Rian, terimakasih sudah menumbuhkan keberanianku. Terimakasih juga karena kamu sudah nunjukin bahwa ternyata masih ada orang yang bisa aku percayai kelak.”
Kenapa kamu nggak pacaran aja sama Lintang?
Kata-kata Aksa siang tadi mendadak menggema di kepala Rian.
Apa Lintang suka sama aku?
Kenapa kamu nggak cari tau aja dia suka kamu atau nggak…
Mereka masih duduk di tepi pantai sementara matahari semakin turun dan semakin turun. Tidak ada suara apapun, hanya debur ombak dan desir angin laut.
Mereka berdua masih terdiam dan saling pandang.
Klik!
Terdengar suara shutter kamera. Rian dan Lintang tersadar, buru-buru mereka mencari sumber suara. Terdengar tawa Aksa dan teman-teman mereka,
“Kok berhenti?” tanya Aksa. Rupanya tadi dia yang memotret mereka, “Itu tadi bener-bener romantic scene yang bagus dan manis banget. Aksa’s masterpiece! Udah terusin aja! Anggap aja kita ini pohon kelapa atau apa.”
Klik! Klik!
Aksa masih memotret mereka berdua.
Rian bermaksud mengejar Aksa, tapi Lintang memegang tangannya, menahan Rian. Senyum nakalnya kembali,
“Kenapa Rian? Apa kamu ngerasa déjà vu?”
“Déjà vu? Kenapa?” Rian tidak mengerti, tapi tiba-tiba dia teringat peristiwa lima bulan lalu saat dirinya dipergoki Lintang di ruang loker (Catatan penulis : cerita soal ini ada di chapter 1).
Rian merasa wajahnya panas.
Lintang masih tersenyum.
“Jadi, apa kamu masih nyimpen surat itu?” godanya.
“Kamu ngomong apa sih?! Sekarang bukan saatnya ngomongin soal itu!” tukas Rian.
Aksa memutus percakapan mereka,
“Yess! Scene yang bagus! Ini baru kisah cinta yang apik! Coba deh, kalian berdua sekarang kejar-kejaran mumpung lagi di pantai biar suasananya makin seru!”
Lintang dan Rian saling mengedipkan mata memberi kode, kemudian keduanya serempak bangkit dan berlari mengejar Aksa.
(Bersambung)
Lintang sudah menceritakan sedikit rahasia dari masa lalunya, dan juga pernyataan bahwa dia merasa nyaman jalan dengan Rian. Apa maksudnya? Sementara Aksa juga secara tidak langsung mendekatkan Rian dengan Lintang. Di chapter berikutnya, Aksa mengetahui masa lalu Lintang dengan lebih jelas!
Khusus minggu ini, Kejarlah Cinta terbit tiga kali, Selasa, Kamis, dan Sabtu…
Kejarlah Cinta #11 : A Chat With A Stalker | Kejarlah Cinta #1 : Perkenalan Pertama
Sumber gambar : dokpri
Dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini