“Rian, jangan pernah kamu sakiti Lintang. Jangan khianati kepercayaannya padamu.”
Apa sekarang dia sedang mengujiku? Kata-kata Aca tadi apa maksudnya? Apa Aca tau sesuatu yang aku nggak tau?
“Rian…” didengarnya gadis itu memanggil namanya.
“Ya, Lin?”
Lintang bangkit dan duduk di tepi tempat tidur.
“Rian…” ujarnya lagi, “Sudah hampir lima bulan kita pacaran. Kamu ingat sebelum kita jadian? Waktu itu kamu bakar kertas-kertas yang aku liatin ke kamu, dan kamu bilang kamu nggak percaya berita. Kamu ingin dengar langsung dari aku sendiri. Kamu ingat?” [1]
Rian tak percaya kata-katanya yang waktu itu diucapkan secara sambil lalu ternyata dianggap serius oleh Lintang.
“Aku nggak bermaksud untuk tau rahasiamu,” ujarnya, “Aku sama sekali nggak ada niatan untuk itu. Maaf kalo kamu jadi kepikiran karena itu.”
“Nggak apa-apa, Rian. Memang kamu harus tau. Selain karena aku percaya kamu, juga karena aku butuh teman untuk sharing.”
Setelah terdiam sejenak, Lintang memulai kisahnya,
“Aku dulu punya pacar, namanya Niko. Dia masih sepupuku…”
(Bersambung)
Mimpi buruk tentang kejadian dua tahun lalu itu mulai mengganggu Lintang, karenanya gadis itu memutuskan untuk menceritakan masa lalunya pada Rian. Dan Lintang menyebutkan sebuah nama, "Niko". Akankah pemilik nama ini muncul dan 'mengganggu' hubungan Rian dengan Lintang?
“Kisah Dua Hati” terbit dua kali dalam seminggu, Selasa dan Jumat…
Kisah Dua Hati #3 : Masa Lalu Lintang | Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!
[1] Cerita tentang ini ada di "Kejarlah Cinta #17 : The Ending"
Sumber gambar : pinterest.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini