“Nggak apa-apa, sekalian aku mampir ke rumahmu. Yuk.”
Kedua remaja ini berjalan menembus hujan dengan payung yang dibawa Rian. Awalnya jarak antara mereka berdua agak renggang karena rasa rikuh dan malu. Namun derasnya hujan ditambah payung Rian yang ternyata berukuran kecil mau tidak mau membuat mereka berdua harus menempel satu sama lain jika tidak ingin kebasahan.
Dan Rian tanpa sadar merangkul Rin.
(Catatan penulis : untuk mencoba menggambarkan suasana hati Rin selama perjalanan ke rumahnya, saya menawarkan lagu “Don’t Say You Love Me” dari The Corrs, mulai dari reffrain. Selamat berimajinasi!)
Mereka akhirnya tiba di rumah Rin dengan baju yang basah di sana-sini.
“Kakak!” seru Lila, adiknya, “Kakak kehujanan! Kok tadi kakak nggak nelepon sih biar Lila bawain payung.”
“Ah kakak juga udah kehujanan dari tadi. Lagian kakak juga bareng sama teman,” ujar Rin sambil melirik Rian, “Rian, kamu duduk dulu ya, aku mau masuk sebentar.”
Lila memandang Rian dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Tadi nama kakak siapa?” tanyanya.
“Rian…”
Mendengar nama Rian, sontak wajah Lila berubah. Dia segera berlari ke dalam rumah,
“Mamaaa!” teriaknya, “Kak Rin pulang bareng pacarnya nih, ini yang namanya Rian yang sering ditulis di diary kakak…”
Tak berapa lama dari dalam rumah terdengar kegaduhan.
“Lila! Kamu baca-baca diary kakak ya?!” terdengar suara Rin - keras.
“Siapa suruh kakak naruh diary sembarangan,” balas Lila, “Tapi bener ‘kan kakak di luar itu yang namanya Rian?”
“Iya. Apa urusannya sama kamu?!”
“Kok kaya’nya culun git…” Lila tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, entah apa yang terjadi.
Suasana terdengar gaduh sejenak kemudian sunyi. Rian jadi salah tingkah, dia tidak bermaksud menguping tapi suara-suara dari dalam tadi terlalu keras untuk tidak didengar.
Tak berapa lama kemudian Rin muncul dengan malu-malu, tangannya memegang mug berisi minuman hangat.
“Rian maaf ya. Adikku itu memang suka ngomong sembarangan,” ujarnya.
Saat ini Rin sudah mengganti pakaiannya yang basah tadi dengan t-shirt putih dipadu celana jeans 3/4. Casual namun tetap mempesona.
“Ini, cuma teh hangat sih,” diangsurkannya mug yang dipegangnya pada Rian.
“Terimakasih,” Rian menjawab singkat.
Rin jadi keliatan cantik banget...
Rin tersenyum...
* * *
“Rin? Kamu ngelamun? Kok senyum-senyum?”
Teguran Rian menyadarkan Rin dari ingatan akan peristiwa beberapa hari lalu.
“Ah nggak kok, aku cuma lagi seneng aja bisa jalan sama kamu…” ujar Rin.
Rian, aku benar-benar menyukaimu.
Sesungguhnya ide menonton film hari ini berasal dari Rin, dengan alasan ingin mengucapkan terimakasih untuk payung dan jaket dari Rian saat dirinya kehujanan.
Aku hanya ingin lebih dekat denganmu. Aku ingin kamu tau perasaanku saat ini…
* * *
“Rian, terimakasih sudah mau nemenin aku hari ini…”
Tak terasa acara mereka hari ini sudah berakhir. Saat ini mereka sudah tiba di depan rumah Rin.
Gadis ini menghela nafas.