Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Dua Hati #19 : Insiden! Part II

16 Juni 2014   14:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


“Aku nggak apa-apa.Dokter bilang aku baik-baik aja, cuma kepalaku masih agak sakit.”


“Yah syukurlah kalau nggak ada apa-apa.Semuanya cemas tadi dengar berita kamu kecelakaan,” ujar Aksa yang kemudian menoleh pada Lintang.

Dilihatnya gadis itu duduk dengan kepala menunduk.Tampak sesekali Lintang mengusap air matanya dan kadang terdengar isakannya.


“Aku yang salah.Rian menyelamatkan aku.Maafkan aku, Rian, Aksa…” ucap Lintang terbata-bata.

Aksa dan Rian saling pandang.

Rian memberi isyarat agar Aksa mendekat.


“Tolong jangan salahkan Lintang karena kejadian ini…” bisik Rian.

Aksa mengangguk.


Tapi gimana nanti reaksi Rin?

Pintu ruang perawatan kembali terbuka dan terlihat Rin menghambur masuk.


“Rian!Kamu nggak apa-apa?”


“Aku nggak apa-apa, Rin.Kamu nggak perlu cemas, untungnya aku tadi cuma keserempet,” jawab Rian.

Rin kemudian menoleh pada Lintang yang masih tertunduk.


“Lintang, kenapa bisa kejadian seperti ini?”

Lintang masih terdiam, dan ini membuat Rin gusar.


“Lintang!”

Semua yang ada di ruangan itu terkejut mendengar nada suara Rin.


“Sudah, Rin,” Rian memegang tangan Rin, “Dia nggak salah, aku aja yang nggak hati-hati.  Lagian dokter juga udah bilang kalo aku nggak apa-apa kok...”


“Maafkan aku, kak Rin,” Lintang menjawab pelan, “Aku akan cerita semuanya…”

Lintang kemudian menceritakan kronologis peristiwa yang terjadi semenjak mereka pulang sekolah hingga saat Rian menyelamatkannya dari terjangan motor.Rin menghela nafas mendengar cerita tersebut.


“Aku minta maaf, Rian, Aksa, kak Rin,” ucap Lintang, “Gara-gara masalahku sama mantanku, Rian sekarang jadi seperti ini.”

Keheningan menyergap ruangan tersebut.


“Lintang…” Rin memecah keheningan.

Lintang mengangkat wajahnya, memandang Rin.


“Terimakasih untuk perhatian kamu ke Rian selama ini,” Rin melanjutkan ucapannya, “Sekarang lebih baik kamu pulang dan istirahat, untuk selanjutnya kamu nggak perlu cemas soal Rian.Biar ini jadi tanggung jawabku.”

Kata-kata Rin memang terdengar halus, namun siapapun yang mendengarnya akan paham bahwa Rin meminta Lintang untuk menjauhi Rian – mulai sekarang.

Dan Lintang memahami maksud perkataan Rin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun