“Hei dab[1] Niko!”
Niko yang saat itu masih duduk di kelas XII menoleh.Dilihatnya Andre dan kedua temannya datang menghampiri.
Andre menepuk pundak Niko.
“Makan sendirian aja nih?” tegurnya.
“Pesen aja kalo kamu mau,” balas Niko tanpa menghentikan makannya.
Keempat remaja tersebut tertawa dan masing-masing memesan makanan.
Rudi, Yongki, Andre, dan Niko tidak berasal dari satu sekolah, akan tetapi mereka berempat sangat akrab karena memiliki hobi yang sama – balap liar.Malam-malam mereka berempat banyak dihabiskan di jalanan, menantang remaja-remaja lain dalam uji adrenalin.Seberapa cepat motor mereka, seberapa besar nyali mereka, dan seberapa tinggi mereka berani bertaruh.Semakin tinggi resiko dan pertaruhannya, semakin tinggi kepuasan yang didapat.
Di mata orang lain, mereka mungkin tergolong remaja bengal dan bermasalah, tapi dari ketiga kawannya itulah Niko merasakan kebebasan dan keliaran jiwa mudanya yang selama ini dikekang kedua orangtuanya dengan aturan-aturan formil.
Seperti saat ini, Niko merasa bebas merdeka karena entah sudah keberapa kalinya dia bolos sekolah.
Dan sekolah nggak bisa apa-apa karena papa mengancam akan mencabut dukungan dananya kalo aku sampe bermasalah dengan sekolah…
“Jadi, acara kita minggu ini piye[2]?Jadi nggak kita ngetrek?” tanya Rudi dengan mulut yang masih penuh makanan.
“Sori banget, dab,” jawab Niko, “Malam Minggu ini aku janji mo ngerayain ulang tahun pacarku.”
“Wahh!Pabu, pabu[3]!” tukas Andre, “Kamu ini gak setiakawan.Yang lain ngetrek, kamu malah enak-enakan sama pacarmu.”
“Maklum, dab Andre.Niko ‘kan levelnya beda sama kita yang kere ini,” timpal Yongki.
“Hssh wis wis wis,” sergah Niko kesal, “Kalau mau, kalian ikut aja.Wong kita juga ngerayainnya rame-rame kok.Piye, dab?Melu?[4]”
(Bersambung)
Meski kurang nyaman, Lintang mengikuti Niko ke VIP private room di Loomloom House sementara Aksa menunggu di luar. Di ruangan itu, Niko menceritakan peristiwa dua tahun lalu tersebut, peristiwa yang meninggalkan trauma mendalam bagi Lintang. Apakah Lintang akan mempercayai cerita Niko? Ikuti terus 8 chapter terakhir "Kisah Dua Hati"...
Mulai minggu depan, “Kisah Dua Hati” terbit dua kali dalam seminggu, Senin dan Rabu…
"Kisah Dua Hati" terbit tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu, dan Jumat...
Kisah Dua Hati #23 : Cerita di Private Room Part II | Kisah Dua Hati #1 : Straight Set!
[1] dab (jawa walikan) : Mas
[2] piye (jawa) : gimana
[3] pabu (jawa walikan) : asu = anjing
[4] melu (jawa) : ikut
Sumber gambar : favim.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H