Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Dua Hati #28: You’re Late…

9 Juli 2014   14:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:52 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14048412661785050286

Cerita Sebelumnya :

Putus!  Rin yang menyadari bahwa Rian masih mencintai Lintang akhirnya menyudahi kisah cintanya dengan pemuda berkacamata tersebut.  Dan di akhir perjumpaan mereka, gadis manis itu meminta Rian untuk mengejar Lintang yang akan meninggalkan Jakarta dan kembali ke kota kelahirannya - Yogyakarta.  Dengan waktu yang sempit, apakah Rian masih bisa menemui Lintang, gadis yang sangat dicintainya tersebut?


CHAPTER 28


“Kejar dia, Rian.  KEJAR!” seru Rin.


“Rin, maafkan aku,” Rian bangkit, keluar dari kamar Rin, dan berlari.

Rian berlari secepat yang dia bisa.


Lintang, tunggu aku!

Diliriknya jam di pergelangan tangannya – jam yang merupakan kado dari Lintang saat dirinya berulang tahun beberapa bulan lalu ketika ia sudah berpacaran dengan Rin.


Jam setengah sebelas lewat!  Sepertinya aku nggak mungkin bisa nemui dia.  Tapi aku harus berusaha!

Beruntung, saat itu ada taksi yang melintas.

Dihentikannya taksi tersebut,


“Ke bandara, Pak!” pintanya pada pengemudi taksi, “Maaf, kalo bisa tolong ngebut ya Pak.”

* * *

Lintang sedang berada di ruang tunggu bandara ketika ponselnya berbunyi.


“Hallo, Niko?” sapanya.

* * *


Aku tidak bisa menghubunginya!

Sudah berkali-kali Rian mencoba menghubungi Lintang tapi yang didapatnya selalu nada sibuk.  Tak putus asa, Rian mencoba sekali lagi.


Nada sibuk lagi...

Tiba-tiba Rian teringat Aksa.  Tanpa membuang waktu ia mencoba menghubungi sahabatnya itu.


Sibuk juga!

Taksi yang ditumpanginya saat itu melaju dengan kecepatan tinggi, tapi Rian merasa dia tetap tidak bisa menemui Lintang.


Aku terlambat!

* * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun