Di mana?! DI MANA?!
Aku benar-benar panik! Keringat dingin mengucur dari tubuhku!
Kenapa nggak ada?!
Aku tidak menemukan kertas yang berisi nomor telepon Aida dan Lia. Aku segera kembali ke tempat aku duduk tadi, kertas itu mungkin jatuh waktu tadi aku membayar kopi. Mataku liar menelusuri setiap sudut peron.
Semoga ada. Semoga ada. Semoga ada…
Namun harapanku tak terkabul.
Kertas itu tak ditemukan, hilang entah di mana.
Tubuhku lemas.
Sepanjang sisa perjalanan, aku kehilangan semangat.
Aku menyerah.
Semua usahaku untuk menemui Aida selalu berakhir sia-sia.
Aku menyerah...
(Bersambung)
Catatan Penulis :
Saya berusaha memenuhi janji bahwa cerita ini tamat sebelum Lebaran, jadi kemungkinan chapter berikutnya adalah chapter terakhir meski sebenarnya - seperti yang dulu sudah saya tulis - cerita ini sebenarnya berpotensi dijadikan cerbung hehehe...
Faiz & Aida #6 : Perjodohan | Faiz & Aida #1 : Kenangan di Kota Kecil
Sumber gambar : Stasiun Besar Cirebon di sore hari, dokpri menggunakan SonyEricsson XPeria Ray
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H