Aku harus terbiasa kalau tidak ingin gila.
!!!
Aku harus pandai memelihara harapan.
(“Hatta” – halaman 121)
Jika membaca kalimat di atas, mungkin kita membayangkan bahwa Mohammad Hatta ternyata adalah sosok yang meledak-ledak juga, berbeda dengan profilnya yang terlihat kalem.
Atau coba baca bagian ini :
Hatta menatapi kayu dermaga. Angin laut sangat bersahabat sore itu.
“Angin sepi bertiup dari angkasa
Merembes ke tanah, ranting digoncang
Margasatwa melompat ke luar sarang
Melihat beranta indera indah semata”