Naah, kata ‘nyinyir’ akhir-akhir ini sedang populer di media sosial. Biasanya istilah ini disematkan pada orang-orang yang dituding nggak bisa move on. Move on kenapa? Waduh, itu bukan urusan saya karena tulisan ini membahas dari sisi bahasa, bukan dari sisi lainnya.
Jika saya tak salah tangkap, ‘nyinyir’ kerap diartikan sebagai ‘sinis’, ‘selalu mencela’, dll yang memiliki arti serupa.
Jika kita melihat KBBI, maka inilah arti ‘nyinyir’ yang sebenarnya :
nyinyir /nyi·nyir/ (adjektiva, kata sifat) mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet
nenekku kadang-kadang nyinyir , bosan aku mendengarkannya;
kenyinyiran /ke·nyi·nyir·an/ (nomina, kata benda) hal (keadaan, sifat) nyinyir
(sumber : KBBI)
Wow, ternyata dalam kata ‘nyinyir’ tersirat makna bahwa si pelaku (orang yang nyinyir) memiliki status yang lebih tinggi dari orang lain. Jadi jika kita mengatakan,
“Nyinyir banget sih lo!”
Secara tidak langsung kita sudah mengakui diri lebih inferior (rendah) dibanding orang yang kita kata-katai tersebut. Meski KBBI juga menyertakan kata ‘cerewet’, maknanya tetap sama, ada hubungan hirarkis dimana si nyinyirer berada di posisi yang lebih tinggi. Mungkin perlu cari kata yang lain? Yang lebih makjleb?
Itulah sedikit kata-kata yang cukup sering disalah-artikan dalam penggunaan sehari-hari, mungkin netter bisa menambahkan? Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat, selamat siang!