Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Merdeka atau Mati! Mengulik Nilai Perjuangan dari Film "Battle of Surabaya", Apakah Aku Telah "Berjuang"?

20 Agustus 2021   09:18 Diperbarui: 20 Agustus 2021   09:32 2634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, aku terbangun dari tempat tidur sesaat setelah dering alarm handphone berdentang kencang. Kutatap layar yang penuh cahaya “ilahi” itu dengan wajah heran. Apa yang ada di notifikasi pesanku? Oh, ternyata pemberitahuan mengenai Hari Kemerdekaan Negeriku ini. Aku pun terduduk diam diatas tempat tidurku. Mengingat betapa cepatnya waktu telah berlalu. Tidak terasa sudah 76 tahun Negeri ini merdeka. Lepas dari tangan para penjajah. Lepas dari belenggu paksaan dan siksaan Negeri lain. Lepas bebas untuk menentukan masa depan anak cucunya. Namun apa yang telah aku lakukan untuk Negeri ini?

Hari masih pagi, namun kepalaku sudah dipenuhi dengan refleksi diri. Aku pun bergegas beraktivitas agar tidak semakin tenggelam dalam pikiran ini. Sikat gigi, mandi, membereskan tempat tidur dan duduk di hadapan komputerku. Aku berencana untuk mengerjakan tugas kuliah, namun pikiran itu pun datang kembali. Apa jadinya jika aku hidup di jaman peperangan? Apakah aku bisa bertahan hidup? Apakah aku mampu berjuang seperti para pahlawan Negeri ini? Disela lamunan pagiku, ibu memanggilku untuk sarapan. Sembari menyantap telur dadar, kami pun menyaksikan Upacara Bendera melalui televisi. Sungguh mengharukan jika kita ingat betapa banyak keringat dan darah para pejuang yang dicurahkan untuk mencapai titik ini. Berbicara mengenai perjuangan, terdapat satu kisah yang tidak pernah luput dari pikiranku. Pertempuran di Surabaya. Terdapat satu film karya anak bangsa yang dapat menceritakan kisah ini dengan apik dan aku rasa film ini baik untuk diperbincangkan.

Film itu berjudul “Battle of Surabaya”. Film yang disutradarai oleh Aryanto Yuniawan pada tahun 2015 ini, merupakan sebuah film animasi karya anak bangsa yang telah berhasil memenangkan piagam di International Movie Trailer Festival dalam kategori Most People’s Choice Award serta banyak piagam lainnya. Film ini mengisahkan perjuangan dari seorang pemuda usia 13 tahun, bernama Musa, dalam mengirimkan pesan rahasia dari pemimpin politik setempat kepada pimpinan militer untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta tidak tunduk kepada penjajah yang sekali lagi berusaha menjejakkan kakinya di Negeri ini. “Battle of Surabaya” dapat menjadi rekomendasi bagi kalian yang menyenangi genre aksi, misteri dan perjuangan. Terdapat banyak tokoh bersejarah yang ditampilkan pada film ini dan salah satunya adalah Bung Tomo, yang merupakan pahlawan idolaku. Saya akan mencoba mengulas beberapa nilai berharga yang dapat saya ilhami dari film ini dan menjadikannya layak untuk ditonton oleh generasi muda. Nilai-nilai yang saya tulis adalah opini pribadi yang saya dapatkan setelah merefleksikan apa yang saya rasakan dan apa yang akan saya benahi. Semoga bermanfaat.

1. Perjuangan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dalam bentuk apapun

Salah satu scene di film
Salah satu scene di film "Battle of Surabaya" (Sumber: http://battleofsurabayathemovie.com)

Plot yang diambil merupakan sudut pandang seorang pemuda berusia 13 tahun, yang menggambarkan bahwa perjuangan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dalam bentuk apapun. Seorang Musa yang pada awalnya bekerja sebagai pembersih sepatu, memutuskan untuk ikut terlibat dalam misi sebagai kurir pengantar pesan rahasia, setelah beberapa musibah menimpanya. Tanpa jasa darinya, tentu komunikasi antar kubuh politik dan militer tidak akan terjalin dengan baik. Hal ini sangat relevan dengan “perjuangan” generasi muda saat ini. Perjuangan yang dimaksud mungkin tidak lagi dengan menggunakan senjata dan bambu runcing seperti yang digambarkan pada film ini. Perjuangan melalui karya dan kreativitas. Berjuang dalam terus menggali potensi diri guna mensejahterakan diri, masyarakat dan membanggakan Negeri ini.

Melalui proses pembuatan dan ditampilkannya film “Battle of Surabaya”, Indonesia telah menunjukkan “perjuangannya”. “Battle of Surabaya” merupakan salah satu film animasi terbaik karya anak bangsa yang tidak akan lekang oleh waktu. Film yang cocok untuk memperkenalkan sejarah perjuangan bagi anak-anak muda dan mengobarkan semangat nasionalisme mereka. Melalui film ini, Aryanto Yuniawan telah membuktikan ke mata dunia bahwa Indonesia juga mampu memproduksi film animasi berkualitas.

2. Kasih antar sesama manusia dapat mempersatukan

Salah satu scene di film
Salah satu scene di film "Battle of Surabaya" (Sumber: http://battleofsurabayathemovie.com)

Musa adalah seorang pemuda Indonesia yang telah kehilangan ayahnya. Ia sangat giat bekerja dalam membersihkan sepatu-sepatu pelanggannya di stasiun kereta. Di sana, ia bertemu dengan Yoshimura, yang merupakan salah satu jendral Jepang. Yoshimura telah memberikan sosok ayah bagi Musa melalui tindakan-tindakannya. Ia memperlakukan Musa selayaknya anak sendiri. Sayangnya, Yoshimura tewas terbunuh saat terjadinya pemberontakan.

Kepercayaan merupakan suatu hal yang didapatkan melalui tindakan, bukan dari latar belakang individu tertentu. Meskipun latar belakang yang berbeda, Yoshimura dan Musa dapat saling percaya melalui tindakan kasih satu sama lain. Nilai Kasih ini menjadi hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kasih, perbedaan pun dapat menjadi kesatuan, layaknya perjuangan para pahlawan yang memiliki berbagai latar belakang, namun tetap bersatu untuk memerdekakan Indonesia.

Nilai “Kasih” juga muncul pada salah satu ucapan Bung Tomo yang berbunyi “Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”. Ungkapan yang menitikberatkan pada persatuan dengan kasih sebagai landasannya. Hal ini perlu terus digaungkan, terutama di masa sulit seperti saat ini. Saling bahu membahu antar suku, agama, ras dan antargolongan dalam membangkitkan Indonesia.

3. Persistensi adalah kunci kemerdekaan

Salah satu scene di film
Salah satu scene di film "Battle of Surabaya" (Sumber: http://battleofsurabayathemovie.com)
“Merdeka atau mati!”. Itulah ungkapan Bung Tomo dalam membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan. Ungkapan yang menunjukkan persistensi yang tangguh dari semangat juang rakyat Indonesia. Film “Battle of Surabaya” tidak hanya menunjukkan perjuangan, tetapi juga kegigihan dan konsistensi usaha yang dilakukan oleh para pejuang hingga kita, anak cucunya, dapat menikmati kebebasan dan berdaulat.

Persistensi dalam menjaga kemerdekaan tidak berakhir sesaat setelah Proklamasi. Persistensi ini terus diperjuangkan dan diestafetkan dari generasi ke generasi. Bahkan hingga kini, saya, Anda dan kita semua sedang berjuang menjaga kemerdekaan. Tentunya, perjuangan setiap orang berbeda-beda, namun memiliki tujuan yang sama yakni menciptakan kesejahteraan bersama. Mari saling bergotong royong dalam membangun Negeri ini.

______

Itulah tiga nilai utama yang menurut saya pribadi sangat tercermin dari film “Battle of Surabaya”. Sekarang, kembali pada individu masing-masing. Perjuangan apa yang akan atau sedang saya dan Anda lakukan saat ini? Apakah perjuangan itu telah mencerminkan cita-cita serta tujuan kemerdekaan? Biarlah pertanyaan ini menjadi pesan bagi diri kita masing-masing untuk dapat terus berbenah dan berusaha menjadi lebih baik setiap saat. Sebagai catatan, menurut Undang-Undang Dasar 1945, tujuan dari kemerdekaan dan dibentuknya Negara Republik Indonesia adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. 

Akhir kata, kemerdekaan bukanlah momentum untuk berhenti berjuang, melainkan untuk menggaungkan kembali semangat para pahlawan Negeri ini. Dirgahayu tanah airku, Republik Indonesia. Ibu Pertiwi akan kujaga sepanjang hayat hingga titik darah penghabisan. Merdeka atau mati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun