Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalamanku Melawan Para "Agen Rahasia" Sang Hujan di Awal Tahun

5 Januari 2021   08:57 Diperbarui: 5 Januari 2021   17:57 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, perkenalkan saya Ryan. Saya adalah seorang warga Jakarta Utara dan tinggal tak jauh dari pantai Ancol, tepatnya di daerah Pademangan. Hujan di awal tahun merupakan suatu hal yang biasa terjadi, dan telah menjadi momok yang menakutkan bagi saya pribadi. 

Curah hujan yang umumnya besar pada awal tahun membuat kami, warga Pademangan, harus bersiap untuk menyambut sahabat karib Sang Hujan, yakni Sang Banjir. 

Tamu yang datang tak diundang, tetapi pulang diantar. Diantar ke gorong-gorong dari lantai rumah warga Pademangan, sembari membersihkan lantai dari kotoran. 

Namun, ada suatu hal yang berbeda di awal tahun 2021 ini. Hujan besar tidak turun di daerah rumah saya. Hal ini membuat saya pribadi merasa senang. 

Dengan demikian, saya dapat tidur tenang di atas pulau kapuk pribadi saya, tanpa perlu memikirkan misi yang perlu saya kerjakan ketika Sang Hujan menyerang. Penasaran dengan misi-misi itu? Izinkan saya menceritakan sedikit mengenainya. 

Umumnya, hujan awal tahun akan mulai menyerang pada tanggal 1 Januari, pukul 00.23 WIB. Malam itu, bulan akan terlihat lebih bulat dan besar, seakan telah menghabiskan mukbang samyang sebanyak 11 bungkus.

Awan akan berkumpul di sekitar bulan, untuk menutupi cahayanya. Mengapa awan sangat senang berkumpul di sekitar bulan? Apakah mungkin mereka berencana untuk ikut mukbang bersama bulan? 

Entahlah. Kumpulan awan mengakibatkan bertambahnya massa dari awan itu sendiri, dan dimulailah tembakkan air pertama yang jatuh di atas atap rumah saya. 

Derai hujan terdengar bagaikan peluru yang ditembakkan di atas benteng pertahanan saya. Membangunkan saya dari indahnya mimpi. Tidak jarang, peluru tersebut berhasil menembus pertahanan itu. Dengan sigap, saya mendatangi lokasi pertahanan yang lemah tersebut. 

Berbekal ember dan senter, saya menginspeksi lokasi itu, dan memang benar bahwa area itu telah ditaklukkan oleh Sang Hujan. Emberlah yang menjadi harapan terakhir, untuk menampung para agen rahasia Sang Hujan agar tidak merembes ke daerah lain di dalam benteng saya. Sesuai namanya saja, agen rahasia. 

Tentu, mereka senang masuk ke dalam pertahanan lawan secara diam-diam dan rahasia. Oleh sebab itu, saya terus menginspeksi seluruh daerah agar tidak ada satu pun lokasi yang luput dari perlindungan ember. Sungguh, suatu misi yang melelahkan untuk dikerjakan pada dini hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun