Mohon tunggu...
Ryan F Wijaya
Ryan F Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Pemerhati Perkembangan Media Baru, Peneliti PUSAD UMSurabaya

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Add Yours Hanya Fitur, Pengguna yang Mengatur

30 November 2021   23:00 Diperbarui: 1 Desember 2021   13:22 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi beragam challenge Add Yours yang ramai di Instagram Stories.(KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)

Instagram sebagai media sosial paling popular ke 3 di Indonesia pada periode pertama 2021 dengan presentase 77% diakses oleh penggunannya (Survei Jakpat, 2021). 

Sama dengan Facebook yang memiliki 77% pengakses dalam periode yang sama, terpaut 5% dari youtube yang diakses hingga 82% oleh masyarakat di Indonesia.

Sebagai media sosial yang banyak di akses maka tidak salah jika Instagram sering melakukan penambahan fitur-fitur baru yang ada di dalamnya, dari penambahan fitur music dalam story, fitur reels yang mirip dengan TikTok dan yang baru-baru ini adalah Add Yours.

Add Yours adalah fitur terbaru dari Instagram yang dapat digunakan penggunanya untuk melakukan percakapan di stories yang dia buat dengan followersnya. Dengan bentuk sticker berbalas dengan memberikan sebuah kata atau pertanyaan dalam kolom teks yang dapat di ikuti atau dibalas oleh followers.

Saat ini Add Yours secara bertahap diuji cobakan oleh pengguna di Jepang dan Indonesia, fitur baru itu ternyata kerap dijadikan kuis atau challange oleh para pengguna. Sehingga menimbulkan beberapa ketidaknyamanan bagi pengguna lainnya.

Maka dalam hal ini muncullah pertanyaan, apakah fitur dari sebuah aplikasi menjadi salah apabila mengakibatkan sesuatu yang mengakibatkan kerugian terhadap pengguna lainnya? Atau karena kurang cermat dan telitinya pengguna dalam mengoprasikan fitur tersebut sehingga timbul kerugian yang dirasakan?

Media sosial dapat dikendalikan

Media sosial sebagai sebuah instrumen komunikasi berbasis aplikasi internet yang memungkinkan terjadinya interaksi antara sesama manusia dalam bentuk komunikasi-pertukaran informasi. 

Arti lain media sosial menurut Chris Garrett adalah alat, jasa dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antar orang dengan satu sama lain dan memiliki kepentingan yang sama.

Sedangkan menurut Sam Decker memaknai media sosial adalah sebuah konten digital dan interaksi yang dibuat oleh dan antara satu sama lain. Media sosial sebagai alat pendukung komunikasi antara satu individu ke individu lainnya.

Instagram dalam hal ini memberikan 1 fitur pendukung aplikasinya dengan menambahkan Add yours sebagai penunjang penggunanya untuk bisa memulai satu tren atau tantangan baru dalam bentuk gambar atau video melalui stories Instagram, dengan tujuan agar dapat mengajak pengikutnya (followers).

Instgram (Ilustrasi: pixabay/neo5268)
Instgram (Ilustrasi: pixabay/neo5268)

Seperti yang dicontohkan Instragram dengan memulai berbagi inspirasi gaya #OOTD hingga tantangan untuk berbagi foto keseruan akhir pekan mereka. 

Dari penjelasan Instagram tersebut, maka pembuatan fitur Add Yours seharusnya tidak menimbulkan dampak negatif.

Namun beberapa waktu lalu seiring dengan banyaknya pengguna Instagram mulai mencoba fitur Add Yours ada juga yang memanfaatkannya ke hal yang negative, seperti yang diceritakan dalam akun Twitter Dita Moechtar (23/11/2021), bahwa temannya telah mendapat telepon dari orang tak dikenal untuk meminta transfer dan anehnya seorang tersebut mengetahui nama panggilan (pim) kecil temannya.

Peristiwa tersebut berawal dari temannya tersebut mengikuti tantangan dari Add Yours yang mengajak untuk menyebutkan nama panggilan apa saja yang disematkan kepada kalian, sehingga terjadilah seperti yang dijelaskan sebelunya.

Hingga trending di twitter kata Add Yours dan ternyata beberapa temuan warganet menunjukkan bahwa beberpa tantangan yang dimanfaatkan dari fitur Add Yours ini mulai dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan membuat ajakan tantangan untuk membagikan perihal dokumen pribadi dari seseorang, seperti foto dengan KTP, berapa tanggal lahir kalian dan nama panggilanmu dengan demikian akan mudah oknum tersebut memanfaatkannya dan digunakan untuk hal negatif.

Kasus di atas membuat penulis menarik kesebuah teori Stuart Hall, yaitu encoding dan decoding, bahwa setiap pesan atau makna yang disampaikan merupakan rangkaian peristiwa sosial mentah di mana masih terdapat ideologi di dalamnya.

Menurut Hall, encoding dapat diartikan sebagai proses tahapan produksi, di mana realitas yang mentah, suatu peristiwa yang terjadi di lapangan, dikonstruksikan, serta dibingkai sedemikian rupa, dengan penggunan-penggunaan bahasa yang cenderung menggunakan bahasa dari ideologi kelompok dominan (dominant or preferred meanings).

Pembentukan pesan dalam tahapan produksi tersebut juga menganalisa dari bagaimana penerima yang akan menggunakan, bagaimana karakteristiknya, dan serta bagaimana bentuk pesan tersebut dikemas dengan menarik bagi penerimanya. Sehingga sangat jelas terlihat bahwa sebuah pesan diproduksi dengan melalui serangkaian proses yang tidak sederhana agar pesan tersebut menjadi sebuah wacana bermakna (meaningful discourse) yang dapat dipahami dan diterima sebagai suatu hal yang lazim.

Sedangkan decoding dijelaskan bahwa tahap ini audiens berusaha untuk dapat menerjemahkan dari tayangan untuk kemudian dimaknai (decoding). 

Proses ini juga dipengaruhi oleh latar belakang audien, dalam menerima pesan yang telah dilihat dan dipraktikkan dengan sebuah tindakan.

Pada decoding juga dipengaruh oleh persepsi, pemikiran, dan pengalaman masa lalu, yang pada setiap orang pun tak sama. 

Selain itu, Hall juga mengungkapkan bahwa khalayak dalam hal ini tidak hanya menerima pesan, tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan.

Sehingga dalam hal fitur pada aplikasi tidak dapat seratur persen dikatakan keliru, karena pengguna sebagai yang leluasa mengendalikan dan memanfaatkannya.

Lalu muncul pertanyaan, apakah setiap pengguna akan berbeda-beda dalam merespon fitur dari sebuah aplikasi yang dimunculkan, sehingga dapat mencegah dari tindakan-tindakan negative yang timbul?

Pengguna aplikasi sebagai pusat kendali

Dengan penjelasan sebelumnya bahwa encoding dan decoding juga terbuka bagi pertukaran timbal-balik antar individu atau antar kelompok yang berubah-ubah, yang ditentukan oleh eksistensi yang berbeda, sehingga memiliki kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. 

Dengan kata lain, pesan yang disampaikan pada fitur dalam hal ini instragram akan diterima dan dimaknai berbeda sesuai dengan latar belakang receiver (penerima) yang berbeda-beda.

Maka ketika Instagram menambahkan fitur baru Add Yours pada stories Instagram, mereka juga pasti menganalisa bagaimana penerimaan pada pengguna terhadap fitur barunya. 

Ketika nantinya muncul beberapa akibat yang timbul dari fitur tersebut dapat menjadikan sebuah evaluasi tersendiri bagi mereka.

Pada dasarnya individu sebagai pengguna media sosial yang bertanggung jawab menjadi pusat kendali terhadap dirinya sendiri, dengan menjaga data pribadi mereka, suatu hal yang dirasa rahasia dan lain sebagainya.

Karena pada dasarnya penggunalah yang menentukan bentuk dalam merespon fitur baru yang ada, maka gunakanlah semua yang ada pada aplikasi tersebut sewajarnya dan jangan mudah terpengaruh oleh tren yang dapat menyebar luaskan data pribadi penggunanya.

Add Yours hanya fitur, pengguna yang mengatur...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun