Mohon tunggu...
Rian Diaz
Rian Diaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis banyak, membaca juga banyak

Pegiat teater dan menulis fiksi, pelajar etnografi dan pemerhati masalah-masalah bangsa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rumah Seorang Pria Setelah Ditinggal Mati Istrinya

18 Juli 2023   16:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   21:27 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pedagang cilok melintas dengan sepeda motor depan rumah itu sambil mengerincingkan bel dan berhenti tepat di sudut rumahnya di jalan itu. 

Beberapa bocah dan tiga perempuan dewasa menghampiri  pedagang cilok.. 

Terdengar suara katrol dari sumur. Daun-daun cermelek gugur lagi tertiup sepoi angin. Dia menyeruput kopi sembari memadunya dengan tarikan asap rokok. Sungguh nikmat.

Di dahan mangga, ada dua burung pipit hinggap lalu terbang lagi.  Kupu-kupu kuning terbang di dekat bunga-bunga mawar. 

Seekor anjing belang  mendekati gerobak cilok. Salah satu dari tiga perempuan dewasa itu, sontak mengelus-elus pundak  anjing itu. Seseorang orang berteriak pada orang-orang yang mengelilingi gerobak itu. 

Pedagang cilok pun bergerak menghilang bersama beberapa bocah. Tiga perempuan berjalan pulang, anjing tadi turut di belakang mereka. 

Perempuan-perempuan itu mengucapkan selamat sore padanya. Sambil memegang segelas kopi, ia pun membalas sapa mereka. 

Dia seruput lagi kopi.  Sebatang rokok tadi selesai dia hisap.

Dia menatap cukup lama ke arah kursi kosong di sebelahnya di samping meja itu.

Terdengar suara ayam berkokok. Ada juga bunyi lonceng gereja sore hari. Dia pun bergegas, memakai sandal bertali biru  tadi dan pergi menuju parabola. 

Di dekat parabola itu, tepatnya di sebelah pohon limau ada keran air. Dia memainkan keran air. Dia melangkah ke pohon delima, mengecek buah-buah delima yang sudah dibungkus plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun