Mohon tunggu...
Rian Diaz
Rian Diaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis banyak, membaca juga banyak

Pegiat teater dan menulis fiksi, pelajar etnografi dan pemerhati masalah-masalah bangsa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rumah Seorang Pria Setelah Ditinggal Mati Istrinya

18 Juli 2023   16:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   21:27 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tadi yang menaruh kopi kembali ke teras, kembali dan duduk di kursi dekat pintu utama, antara dia dan pintu, bergelantungan lampu merah kusam tadi. Orang itu  mengenakan  singlet dan kain lipah. 

Di samping gelas kopi, dia menaruh sebungkus rokok kemudian  menggeser vas bunga dan menarik maju asbak kerang untuk lebih dekat dengan kopi dan rokoknya. Dia mengambil sebatang rokok tapi segera menaruhnya lagi. Dia masuk kembali ke  rumah. 

Beberapa daun cermelek dan dua daun mangga gugur. Seorang anak melintas dengan sepeda. 

Lelaki itu kembali dan  duduk  di kursi yang sama. Dia mengambil lagi rokok tadi  membakarnya kemudian menyeruput  kopi di meja itu.

Di jalan sebuah sedan abu-abu melintas dan membunyikan klakson. Bocah bersepeda tadi lewat lagi di depan rumah itu. 

Asap rokok menggumpal dari mulut lelaki itu. Rokok yang dihisap tadi, diletakan di asbak dan kopi pun kembali dia seruput namun sedikit tersedak. 

Dia meletakkan kembali kopi lalu menyeka-nyeka pelan singletnya. Ia ambil lagi rokok, kemudian berkeliling di bunga-bunga itu. Matanya memperhatikan mereka dengan sungguh dengan sungguh. 

Dia menghampiri satu pot bunga di sudut berhadapan dengan pintu utama.Sembari menangkringkan rokok di bibirnya , Dia mencabut daun bunga yang mengering dan membuangnya di setapak, tempat tiga daun mangga dan sendal jepit tergeletak.

Seorang pria menyapanya dari jalan itu. 

Dia melangkah ke bunga asoka. Ia menyimak sebentar lalu kembali duduk di kursi yang tadi. 

Kopi dia seruput lagi, kali ini agak panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun