Menanggapi pernyataan di atas, menurut saya ukuran sel berbeda-beda berdasarkan jenis makhluk hidupnya. Akan tetapi bila suatu sel hewan dibandingkan dengan sel hewan, menurut saya ukurannya bisa berbeda beda tetapi masih dalam jangka rata-rata ukuran sel eukariotik. Yang menjadi pembeda adalah banyak sedikitnya sel yang berada dalam tubuh hewan. Bila dikaitkan dengan banyak sedikitnya kromosom pada suatu makhluk hidup, menurut saya antara banyak kromosom dengan banyak sel tidak memiliki hubungan. Kromosom terletak di dalam selubung inti sehingga kita tidak bisa menghitung banyak sel berdasarkan jumlah kromosom, karena jumlah kromosom dalam suatu sel berbeda-beda. Bila melihat pernyataan diatas, kita bisa menyatakan bahwa sel gajah jauh lebih banyak dibanding dengan sel tikus. Sebagai faktanya, dikutip dari health.detik.com
Jakarta, Satu tim peneliti dari Utah University, Amerika Serikat, tengah mempelajari bagaimana gajah bisa melindungi diri dari kanker. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan ada sesuatu yang bisa diterapkan juga untuk manusia.
Sel di dalam tubuh gajah jumlahnya 100 kali lebih banyak dibandingkan sel dalam tubuh manusia. Oleh karena itu seharusnya gajah memiliki risiko 100 kali lipat terkena kanker mengingat setiap sel punya peluang untuk menjadi ganas.
Namun analisis yang dipublikasi di jurnal American Medical Association menunjukkan hanya lima persen populasi gajah di dunia yang meninggal karena kanker, lebih sedikit daripada jumlah manusia yang mencapai 25 persen.
"Alam telah menemukan cara untuk mencegah kanker. Kini terserah kita mempelajari bagaimana tiap hewan menghadapi masalah ini sehingga kita bisa mengadaptasi strategi tersebut untuk mencegah kanker pada orang," kata salah seorang peneliti, dr Joshua Schiffman, seperti dikutip dariBBCÂ pada Senin (12/10/2015).
Satu hal yang ditemukan oleh tim peneliti adalah bahwa gajah memiliki banyak gen pendeteksi bahaya bernama TP53. Gen tersebut berfungsi sebagai monitor yang bisa mengetahui kerusakan sehingga sel diperbaiki atau dibunuh oleh tubuh sebelum berkembang ganas.
Manusia memiliki satu gen TP53 sementara gajah dilaporkan punya 20 gen TP53.
Profesor Mel Greaves dari Institute of Cancer Research di London menanggapi penelitian dan mengatakan fokus yang harus juga jadi perhatian adalah bagaimana manusia punya kebiasaan pemicu kanker. Hewan-hewan besar mungkin punya lebih banyak sel yang bisa menjadi kanker namun mereka tak memiliki perilaku berisiko.
"Anda tak pernah melihat gajah merokok!" pungkas Mel.
Berita di atas membahas mengenai resistensi gajah terhadap penyakit kanker. Pada dasarnya, sel gajah berjumlah 100 kali lipat dari manusia, sehingga menyebabkan resiko penyebaran kanker lebih cepat. Namun, di satu sisi gajah memiliki gen pendeteksi penyakit jauh lebih banyak dari manusia yang dikenal dengan nama TP53. Manusia memiliki 1 gen TP53 sedangkan gajah bisa mencapai 20 gen. Bila perbandingan jumlah sel gajah dengan manusia saja sudah mencapai 100 kali lipat, bagaimana dengan dibandingkan oleh tikus. Sudah pasti gajah akan memiliki sel lebih banyak dari tikus. Hal ini akan mempengaruhi resistensi suatu makhluk hidup terhadap kondisi lingkungan.
Gajah dan tikus merupakan mamalia. Gajah merupakan hewan terbesar di dunia. Gajah merupakan mamalia dengan famili Elephantidae dan ordo Proboscidea. Sedangkan tikus adalah mamalia berukuran kecil dengan famili Muridae dan ordo Rodentia. Postur tubuh gajah memiliki tinggi rata-rata 2-5m dengan berat rata-rata antara 4000kg sampai 7000kg. Postur tubuh tikus memiliki panjang 15-20cm. Perbedaan postur ini menjadi bukti banyak sedikitnya sel yang dimiliki suatu makhluk hidup.