Mohon tunggu...
Ryan Agusta Wiratma
Ryan Agusta Wiratma Mohon Tunggu... Akuntan - Fresh Graduate

Saya pernah memiliki hobi komputer sejak duduk di Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serial Cerita "Individu Autis Kuliah di Perguruan Tinggi", Seri-4: Perjuangan Membuat Skripsi Bab 1 Sampai Bab 3 Dikoreksi 30 Kali dalam 4 Bulan

29 April 2023   12:00 Diperbarui: 29 April 2023   18:59 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hai kawan semua, saya mau melanjutkan cerita tentang "Perjuangan Membuat Skripsi Bab 1 sampai Bab 3 Dikoreksi 30 Kali dalam 4 Bulan".

Sebelumnya, silahkan baca artikel Seri-1: Senangnya Diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Seri-2: Suka Duka Pengalaman Kuliah dan Seri-3: Pengalaman Kuliah Jarak Jauh dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19. Jika sudah, silahkan simak kisah berikut ini.

Sejak diperkenankan untuk membuat skripsi karena sudah terpenuhi minimal 144 sks (Satuan Kredit Semester), maka pada awal semester kesembilan saya sama kembaran saya boleh mengajukan proposal. Proposal yang saya buat adalah pengalaman kuliah daring dalam perspektif autistik berdasarkan kesepakatan dan arahan dosen pembimbing yang bernama Ibu Kehok Supriharin dan Ibu Siti Nuraini Purnamawati yang dipanggil Ibu Neni.

Judul ini dipilih karena pada saat itu terjadi pandemi Covid-19 yang membuat seluruh mahasiswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh dari rumah. Bagi saya, belajar jarak jauh itu suatu pembelajaran baru bagi saya untuk diangkat sebagai karya ilmiah skripsi di Pendidikan Khusus UNJ untuk anak autis dengan metode autoetnografi.

Pendekatan autoetnografi merupakan pendekatan dengan pengetahuan yang kompleks dan spesifik mengenai kekhasan dan keistimewaan sebuah pengalaman, kehidupan, dan hubungan tertentu. Pendekatan autoetnografi menggunakan pengalaman pribadi peneliti dalam menilai dan/atau memberi kritik pengalaman budaya secara umum. Salah satu jenis autoetnografi adalah collaborative autoethnography, yaitu metode autoetnografi yang melibatkan orang lain sebagai partisipan. Metode ini adalah metode baru yang memungkinkan peneliti untuk meneliti diri sendiri dan orang lain yang memiliki pengalaman yang mirip. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memiliki kerentanan terhadap orang lain, seperti orang lain memiliki kerentanan yang sama terhadap peneliti.
Berdasarkan buku Astuti, A. D., & Mansoer, W. W. D. (2021). Eksplorasi dampak negatif dan positif pengalaman body shaming melalui pendekatan autoetnografi. Jurnal Psikologi Ulayat, 8(2), 266-289.

Kesulitan membuat proposal pada mulanya saat saya mengajukan proposal, komunikasi melalui dosen pembimbing melalui Whatsapp. Kami berdua dibuat Grup Whatsapp Khusus bersama dosen pembimbing yaitu grup “Skripsi Ryan dan Andre”. 

Proposal dimulai dari Bab 1 sampai Bab 3. Sempat dikoreksi sebanyak 30 kali selama seminar usulan proposal yaitu waktu itu Bu Neni mengoreksi bagian penulisan sesuai pedoman penulisan tugas akhir, terutama pada penulisan gelar “Ora. Siti Nuraini P, Dip. Ed Stud, M. Sp. Ed.”, padahal nama gelarnya menjadi “Dra. Siti Nuraini P, Dip. Ed Stud, M. Sp. Ed.”, dan Ibu Kehok mengoreksi bagian penulisan sesuai KBBI, terutama kata baku sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Saat maju seminar usulan proposal, ada perbaikan lagi seperi kesalahan penulisan dan kurangnya pemahaman literasi hingga diminta mencari buku tentang autis. Saat mencari buku tentang autis, saya bersama kembaran saya sempat mengunjungi Perpustakaan Nasional di Gambir, Jakarta Pusat sepanjang waktu pembuatan skripsi.

Saya sempat menghubungi teman kakak tingkat untuk meminta saran petunjuk karena kesulitan dalam mengerjakan semua Bab 1 sampai Bab 3. Untuk daftar pustaka, harus mencantumkan referensi dari buku yang saya sadurkan, contohnya buku karangan Rudi Sutardi. Setelah itu saya mendapat referensi dan saran dari kakak tingkat dan dikonsultasikan kembali ke dosen pembimbing untuk memperbaiki SUP (Seminar Usulan Proposal).

Dalam membuat SUP ini adalah bagian pokok dalam penulisan skripsi. Dalam penulisannya, saya mengajukan judul “Pengalaman Kuliah Daring Pendalaman Autis dalam Perspektif Autistik”. Penulisan SUP memakan waktu kurang lebih 6 bulan dengan berkali-kali dikoreksi oleh dosen pembimbing. Kurang lebih ada 30 kali koreksi yang terdiri dari sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan dimulai dari mengajukan subbab latar belakang pendalaman autis pada 17 September 2020. Dosen pembimbing meminta saya menguraikan karena uraian saya terlalu singkat.
Selanjutnya, saya diminta membuat rumusan masalah, batasan masalah, dan manfaat penelitian sesuai arahan dosen pada 5 Oktober 2020.
Dosen pembimbing meminta manfaat penelitian ditambahkan sampai 5 poin pada 6 Oktober 2020, Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1.
Dosen pembimbing meminta agar di subbab latar belakang tentang “Mengapa Pendidikan itu Penting?” pada 16 Oktober 2020.

Bab 2 Kajian Pustaka mulai dikerjakan dengan hakikat autis pada 5 November 2020. Dosen pembimbing meminta pengertian dan karakteristik autis dijelaskan secara rinci.
Dosen pembimbing meminta saya untuk mencari pengertian autis menurut DSM V pada 8 November 2020. Mencari pengertian tersebut tidaklah mudah karena masih merupakan hal baru.
Hakikat gaya belajar baru ditambahkan pada 14 November 2020 sesuai permintaan dosen pembimbing.
Kemudian ditambahkan kata ‘hakikat’ pada semua subbab di Bab 2, begitu juga ditambahkan hakikat mata kuliah pendalaman autis yaitu pengertian dan tujuannya pada 16 November 2020.
Lalu ditambahkan Capaian Pembelajaran Perkuliahan dan Materi Pembelajaran pada 17 November 2020 untuk subbab hakikat mata kuliah pendalaman autis.
Kemudian ditambah juga subbab kajian teoritis meskipun belum dijelaskan secara rinci pada 18 November 2020.
Kajian teoritis diganti dengan cara belajar individu dengan autism di universitas pada 25 November 2020.
Lalu ditambahkan paragraf Cai dan Richdale pada subbab cara belajar individu dengan autism di universitas pada 27 November 2020.

Bab 3 Metodologi Penelitian mulai dikerjakan dengan tujuan khusus penelitian, pendekatan penelitian, latar penelitian, dan metode penelitian pada 14 Desember 2020. Belum dijelaskan rinci tentang data dan sumber data.
Baru dijelaskan data dan sumber data dan prosedur pengumpulan data pada 18 Desember 2020.
Kemudian subbab analisis data dan pemeriksaan keabsahan data baru dijelaskan pada 1 Januari 2021.
Mulai ditambahkan logo UNJ dan dibuat oleh serta daftar pustaka yang ada pada 6 Januari 2021.
Berkurangnya penulisan ibid pada catatan kaki dan 1 referensi daftar pustaka pada 12 Januari 2021.
Bertambahnya 1 referensi daftar pustaka dan terdapat penambahan referensi pada Deden Koswara pada 14 Januari 2021.
Bertambahnya catatan kaki Moleong pada 18 Januari 2021.
Bertambahnya catatan kaki Sugiyono pada 19 Januari 2021.

Revisi Subbab dari Bab 1 yaitu latar belakang mulai ditambah seperti penyandang autis yang mengambil mata kuliah peminatan pendalaman autis pada 26 Januari 2021.
Terdapat perubahan pada Bab I yaitu cerita dan perubahan tulisan pada latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, dan manfaat penelitian serta ditambah artikel dari Wikipedia dan perubahan penomoran pada 28 Januari 2021.
Di tanggal yang sama, terdapat penambahan referensi dari IAIN Surakarta.
 Terdapat penambahan referensi tentang “Makna Pubertas Remaja Autis bagi Orang Tua” pada 29 Januari 2021.

Di tanggal yang sama terdapat perubahan pada Bab I yaitu rumusan masalah, batasan masalah dan manfaat penelitian.
Di tanggal yang sama lagi terdapat perbaikan penulisan yaitu penggunaan huruf miring pada kata berbahasa asing.
Terdapat perbaikan dan penambahan catatan kaki di Bab II pada 30 Januari 2021.

Ada sedikit perbedaan pada penulisan proposal pada 31 Januari 2021.
Perbaikan layout proposal dilakukan pada tanggal yang sama.

Nah, itulah seluruh koreksi dari dosen pembimbing dari Ibu Kehok dan Ibu Neni dalam kurun 4 bulan, usaha saya menyusun skripsi secara daring menggunakan media Zoom dan Whatsapp. Untuk menyempurnakan proposal dari Bab I hingga Bab III, saya berusaha keras mengikuti arahan dosen pembimbing dan konsultasi ke kakak tingkat.

Insight-nya adalah ternyata skripsi itu sangat sulit bagi penyandang autis. Berkali-kali saya terpentok pada hal-hal yang bersifat abstrak yang sulit kami pahami, seperti definisi yang berulang-ulang. Namun, tidak menyurutkan semangat untuk menyelesaikan sebaik-baiknya.

Nah, bagi teman-teman yang kesulitan mengerjakan skripsi. tetap semangat walapun saya sudah melakukan 30 kali koreksi oleh dosen pembimbing.


Sekian dan terima kasih, bersambung di Seri-5: Penyelesaian Bab 4 dan Bab 5 menuju Sidang Skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun