Bagi saya, program itu sangat membantu. Saya mendapatkan keterampilan atau skill baru yang nantinya dapat saya kolaborasikan dengan skil yang sudah saya miliki. Menariknya, program itu memberikan insentif bagi yang sudah mengikutinya dan mendapatkan sertifikat. Insentif ini dapat saya pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarga saya.
Pada suatu hari, ketika itu saya mendapat informasi bahwa adanya penerimaan karyawan baru pada suatu perusahaan yang persyaratannya dapat saya penuhi. Saya melamar pekerjaan itu dan saya mengirimkan berkas lamarannya. Terlintas di benak saya, bahwa saya belum tentu diterima pada perusahaan itu. Tetapi saya tetap berusaha dan berfikir positif walaupun itu adalah suatu hal yang tidak pasti. Apabila pekerjaan itu bagian dari rezeki kita, pastilah kita diterima pada perusahaan itu.
Perlu kita ingat bahwa kata pepatah lama "Hemat Pangkal kaya, Boros Pangkal Miskin". Pepatah lama tersebut telah mengajarkan kita agar kita dapat berhemat. Bagaimana cara kita berhemat?. Kita dapat berhemat dengan cara menabung. Apabila kita sudah menerapkan hal itu, tentunya kita dapat terhindar dari krisis yang terjadi pada saat pandemi Covid-19 ini.Â
Sebaliknya, jika kita belum menerapkan apa yang pepatah ajarkan itu maka berusahalah, berdo'alah, dan persiapkan diri untuk mengahadapi sesuatu ketidakpastian atau hal tidak terduga yang akan terjadi pada kehidupan kita. Demi mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di masa mendatang yang belum pasti datangnya, serta terapkan kebiasaan menabung agar stabilitas keuangan dapat stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H