Mohon tunggu...
R WakhidAkhdinirwanto
R WakhidAkhdinirwanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Bekerja: di Jurusan Fisika FMPIA Universitas Negeri Malang (1991-2009), di Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo (2009 - sekarang); Motivator Belajar melalui ESQ (2005 - sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Model Pembelajaran Problem Based Learning with Argumentation (PBLA)

8 Januari 2020   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2020   10:21 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem pendukung dari model PBLA dapat berupa peralatan praktik, laptop, LCD, listrik, internet, dan sebagainya. Dampak instruksionalnya adalah peningkatan keterampilan berpikir kritis dan dampak pengiringnya adalah peningkatan aktivitas siswa yang berupa mampu bekerja sama, mendengar/memperhatikan orang lain, menghormati pendapat, banyak gagasan/ide, dan mampu menyampaikan pendapat.

Karakteristik Model 

Karakteristik model PBLA antara lain, pertama, pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa. Guru bertanya atau memberikan gambaran kepada siswa materi pembelajaran sebelumnya. Guru memberikan pengalaman sesuai kebutuhan jika siswa belum memiliki pengetahuan awal yang memadai.

Kedua, mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang sering dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan menyediakan tugas dan permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, belajar diawali dengan identifikasi masalah yang diajukan oleh guru. Masalah yang diajukan dapat berupa masalah yang memiliki struktur tak jelas (ill defined).

Keempat, pengakuan (claim) jawaban yang diberikan terhadap permasalahan harus disusun melalui TAP yang berdasarkan pada bukti berupa data yang diperoleh dan disertai justifikasi melalui proses penalaran ilmiah. Di sinilah siswa dilatih untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis secara maksimum.

Kelima, siswa difasilitasi dan didorong berinteraksi dengan siswa lain pada saat mengonstruksi pengakuan jawaban dan menjawab permasalahan. Keenam, jawaban terhadap permasalahan yang telah disusun oleh siswa harus dievaluasi dan divalidasi melalui kegiatan diskusi.

Ketujuh, kegiatan diskusi dilakukan dengan melibatkan aktivitas sosial melalui kegiatan dialog, diskusi kelompok secara kolaboratif, siswa terlibat dalam aktivitas mengajukan pertanyaan, menyiapkan bukti untuk mendukung pengakuan dalam rangka membangun argumen dan penjelasan serta mengusulkan, mengkritisi, dan mengevaluasi ide-ide antar siswa.

 Kebaruan

Kebaruan model PBLA ini jika dibandingkan dengan model PBL dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis terletak pada fase membangun argumentasi dan sesi argumentasi.

Fase ini dirancang khusus agar siswa mempersiapkan argumentasi secara mendalam untuk menuju fase berikutnya yaitu mengembangkan dan mempresentasikan hasil pada sintaks PBL, yang kemudian menjadi sesi argumentasi pada sintaks PBLA, sebagai tahap meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun