Ruang kelas yang dipimpinnya bagaikan diskusi santai, tak ada sekat antara mahasiswa dan dosen, ilmu pun mengalir dengan lancar.
Kedekatannya dengan mahasiswa tidak hanya dijumpai di ruang kelas, melainkan juga di luar ruang kelas. Pintu ruangan Ibu Susi selalu terbuka lebar bagi mahasiswa yang haus ilmu ataupun membutuhkan bimbingan darinya.
Ibu Susi bagaikan mercusuar bagi mahasiswa, beliau "menerangi" tiap mahasiswa yang mendatanginya, mulai dari delegasi kompetisi, panitia kegiatan mahasiswa, sampai mahasiswa iseng yang penasaran dengan kajian isu terkini.
Hingga saat ini pun, beliau setia menjadi pembina kegiatan Padjadjaran Law Fair, kompetisi hukum tata negara terbesar dan bergengsi di tingkat nasional. Hal inilah yang membuat mahasiswa menghormati dan menyayanginya.
Lakukan dengan Baik dan Benar
Kehadiran Ibu Susi sebagai salah satu calon hakim konstitusi adalah angin segar bagi dunia penegakan hukum dan konstitusi.Ibu Susi adalah seorang akademisi yang tidak saja unggul dalam hal kepakaran, tetapi juga dalam hal integritas, loyalitas, dan dedikasinya.
Saat ini, Mahkamah Konstitusi butuh seorang hakim konstitusi yang tak terjebak kepentingan politik, seorang negarawan, dan cendekiawan.
Memilih hakim konstitusi berlatar belakang akademisi seperti Ibu Susi adalah pilihan yang bijak.
Namun demikian, terlepas dari pencalonan beliau sebagai hakim konstitusi, masyarakat harus mengetahui bahwa republik ini menyimpan intelektual dengan pola pikir dan perspektif yang menjernihkan dan bersemangat untuk mereformasi hukum, seperti Ibu Susi.
Tokoh yang demikian perlu untuk dipublikasikan agar menjadi inspirasi bagi penegakan hukum dan bagi bangsa.
Ibu Susi dahulu berpesan kepada anak didiknya, "Kita tidak bisa memuaskan semua orang, yang bisa kita upayakan adalah melakukan sesuatu dengan benar,". Ibu Susi telah berjuang di jalan kebenaran dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sekarang, saatnya menunggu kehendak Penguasa dan penguasa.