Ketika Ibu Susi mengidentifikasikan suatu permasalahan, beliau menggulung lengan kemejanya, berupaya menangani permasalahan tersebut secara matang dengan tetap berpegangan pada idealismenya.
Contohnya, pernah dituangkan dalam gagasan-gagasannya ketika mencalonkan sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, yang terfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan, penguatan aspek penelitian dan inovasi, peningkatan bantuan insentif, dan penguatan kelembagaan serta penyesuaian organisasi dan tata kerja di fakultas.
Prinsip yang dipegang oleh Ibu Susi bukanlah angan-angan kosong semata, melainkan prinsip yang berdasar, rasional, dan berorientasi pada kemajuan.
Idealismenya juga terpatri di tiap kelas yang beliau ajar. Ibu Susi memiliki metode tersendiri yang berbeda dari pengajar lainnya. Demokrasi terkecil di kampus dapat ditemui di kelasnya.
Perspektif anak didik dibuka seluas-luasnya, kami diarahkan untuk melihat ilmu secara objektif, bagaikan dua sisi koin.
Mahasiswa pun bebas mengemukakan pendapatnya, Ibu Susi selalu mendorong kami untuk berani mengutarakan pemikiran kami dan tak pernah keluar sepatah kata pun yang merendahkan ataupun menyalahkan isi kepala mahasiswa.
Kebebasan tersebut tentunya bertumpu kepada rasionalitas dan dasar hukum yang kuat.
Sahabat Mahasiswa
Ibu Susi adalah sosok dosen yang disegani oleh mahasiswa. Di balik gayanya yang "kekinian" bak anak milenial, terdapat personalitas yang bijaksana dan bersahaja.
Di sisi lain, tidak sedikit mahasiswa yang gentar menghadapi Ibu Susi dan kerap melabelinya sebagai "dosen killer".
Padahal, jika mengenal lebih jauh pribadinya, pasti akan langsung membuang jauh pemikiran tersebut, sebab pribadinya yang mengayomi dan mendorong anak didiknya untuk terus maju.