Dalam pernyataan ini Haruna mengatasnamakan publik sepak bola Indonesia bahwa pada akhirnya mereka menginginkan hasil yakni juara. Haruna menambahkan, sepak bola itu hasil percuma saja kalo prosesnya baik tapi tidak ada hasil. Dalam hal ini kita dapat memahami pelatih bukanlah pesulap, yang dapat memberikan banyak gelar tanpa latihan dan proses yang panjang.
5. Haruna Rezim Menolak Naturalisasi
Haruna dengan tegas mengatakan bahwa ia adalah rezim yang menolak naturalisasi, menurutnya naturalisasi hingga saat ini masih belum berbuah hasil sama sekali. Hal itu disikapinya karena STY menginginkan 4 pemain naturalisasi yang segera hadir. Tetapi Haruna justru mengacu pada Ilja Spasojevic sebagai top skor sementara Liga 1 yang di mana ia adalah pemain naturalisasi, padahal sebelumnya Haruna tegas mengatakan rezim yang menolak naturalisasi. Dalam kesempatan lain STY dalam podcast bersama Deddy Corbuzier mengatakan hanya akan mengambil pemain yang memiliki darah Indonesia, bukan sekedar berpindah warga negara saja.
Perlu diketahui sebelumnya naturalisasi terdapat 2 jenis yakni, naturalisasi biasa dan naturalisasi istimewa. Naturalisasi biasa, adalah kepindahan warga negara dengan menetap 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut. Sementara itu naturalisasi istimewa adalah bedasarkan darah atau keturunan keluarga, tidak harus menetap di negara yang dituju.
6. Pemberantasan Matchfixing
Menurut Haruna, PSSI tak seharusnya terbawa arus pemberantasan matchfixing atau pengaturan skor. PSSI harus fokus ke hal lain di luar kasus pengaturan skor. Padahal, sejauh ini pengaturan skor dan mafia bola menjadi malapetaka utama di sepak bola, bahkan tak hanya di Indonesia saja, beberapa negara di dunia mafia bola menjadi musuh utama yang merusak sportifitas dan kebersihan dalam permainan sepak bola.
Pernyataan Haruna Soemitro memang membuat geram hampir seluruh publik sepak bola Indonesia, tapi yang harus dipahami sebagai Exco PSSI memang Haruna memiliki hak suara untuk berpendapat, namun PSSI adalah organisasi yang terstruktur mulai dari jajaran Ketua, Wakil, Sekjen, Exco, hingga Asprov dan Askab/Askot yang selalu melibatkan keseluruhan anggota dalam mengambil keputusan. Haruna tak akan kuat berdiri sendiri apabila ia ingin menganti STY dengan pelatih lain, perlu ada dukungan dari anggota PSSI lainnya. Selebihnya biarkan STY dan timnas berproses, kalah atau menang it's part of the game.
Penulis : RV Biaggi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H