Mohon tunggu...
R Valentinus Biaggi
R Valentinus Biaggi Mohon Tunggu... Lainnya - RV Biaggi

Yogyakarta - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Awali 2022, Sleman Full Senyum

8 Januari 2022   21:30 Diperbarui: 9 Januari 2022   07:24 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PSS Sleman mengawali putaran kedua Liga 1 2021/22 dengan hasil positif, menhancurleburkan Persiraja Banda Aceh dengan skor 4-1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. PSS Sleman tampil dengan semangat baru, dengan berbagai perubahan. I Putu Gede meneruskan tongkat estafet kepelatihan PSS Sleman setelah ditinggalkan oleh Dejan Antonic. Kepergian Dejan adalah imbas dari berbagai polemik sebelumnya. Polemik yang membuat Sleman Fans geram sehingga membuat 3 tuntutan dalam sebuah tagar yang mereka buat, #DejanOut #MarcoOut #ArthurOut. Tuntutan tersebut terhadap 3 bidang yang berbeda yakni pelatih, direktur utama, dan pemain.

Polemik ini sebenarnya sudah lama semenjak adanya manajemen baru dan pelatih baru pasca musim 2019. Memasuki tahun 2021 sudah muncul dari kalangan Sleman Fans mempertanyakan kinerja Dejan Antonic sebagai pelatih, namun saat itu terselamatkan oleh prestasi PSS Sleman di turnamen pra musim yakni Piala Mempora. PSS Sleman berada di posisi 3 setelah kalah di semifinal menghadapi Persib Bandung dan menang melawan PSM Makassar di perebutan posisi 3. Dalam Piala Mempora tersebut bersama Dejan, PSS Sleman tampil kurang meyakinkan di awal turnamen, namun kala memasuki fase gugur dapat mengalahkan tim kuat seperti Bali United.

Memasuki musim kompetisi Liga 1 2021/22 PSS Sleman terseok-seok sehingga munculah 3 tagar tersebut. Mencapai puncaknya saat pernyataan Marco Gracia Paulo yang saat itu menjabat Direktur Utama PT PSS tim sempat menyatakan soal kepindahan homebase dari Sleman. Reaksi spontanitas Marco Gracia Paulo tersebut sangat membuat geram bukan hanya Sleman Fans, tetapi juga penduduk Sleman . Sebagai perwakilan masyarakat, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo hingga turun tangan menanyakan hal tersebut kepada Marco Gracia Paulo.

Selain hal tersebut PSS Sleman yang melakoni laga Liga 1 yang dilaksanakan di Solo, sama sekali tidak pulang ke Sleman padahal jarak dari Solo ke Sleman tidak jauh. Muncul anggapan bahwa bisa jadi ada rencana kepindahan homebase PSS Sleman. Singkat cerita, 3 tuntutan Sleman Fans mulai terealisasikan, dari diberhentikannya Marco Gracia Paulo sebagai Direktur Utama PT PSS, setelah diberhentikannya Marco Gracia Paulo PSS Sleman pulang ke rumahnya dengan disambut Sleman Fans di perbatasan antara Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman. Disusul Arthur Irawan yang memutuskan pindah ke Persik Kediri, terkait Arthur Irwan desas-desus bahwa ia merupakan anak dari pemilik saham mayoritas PSS Sleman yakni PT. Palladium Pratama Cemerlang, selain dianggap tak layak menghuni skuad PSS dari segi permainan, Arhur dianggap pemain 'titipan'. Disusul Dejan Antonic yang meninggalkan PSS Sleman.

Ditunjuknya Direktur Utama PT PSS yang baru yakni Andy Wardhana, ia menetapkan I Putu Gede sebagai pelatih baru PSS Sleman, setelah mencuri perhatian kala melatih Persekat Tegal di Liga 2 2021. Pergantian pelatih baru saat jeda putaran pertama adalah hal yang tepat, ada waktu untuk pelatih memahami apa yang harus dibenahi tim ini. I Putu Gede berhasil menjawab ekspetasi Sleman Fans dengan pertandingan debutnya. Kemenangan telak walaupun dengan tim zona merah klasemen sementara Liga 1, tetapi bisa menjadi modal tersendiri untuk PSS Sleman kedepannya. Di bawah ini adalah alasan bahwa PSS Sleman akan bangkit di bawah I Putu Gede, yakni

1. Revolusi PSS Sleman

Ditunjuknya Andy Wardhana sebagai Direktur Utama PT PSS, mengakhiri polemik yang kompleks dari PSS Sleman. Mulai dari pelatih, pemain, hingga dokter 'abal-abal' dibenahi oleh Andy Wardhana. Datangnya I Putu Gede sebagai pelatih kepala PSS Sleman mengawali revolusi PSS Sleman. Hampir 60% skuad Super Elja dirombak, I Putu Gede mencoba mengembalikan ciri khas PSS Sleman.

Super Elja adalah salah satu tim dengan ciri khas tim yang memiliki pemain seadanya namun bisa bermain kolektif secara tim. Bersama Dejan sebelumnya PSS Sleman seolah one man team dengan mengandalkan Irfan Jaya, bahkan banyak yang menjuluki Irfan Jaya FC.

Sebelumnya Dejan mempercayakan skuad Super Elja dengan pemain yang sudah berpengalaman di kompetisi Liga Indonesia, seperti Irfan Bachdim, Irfan Jaya, Fabiano Beltrame, Kim Jeffry Kurniawan, Aaron Evans. Padahal di musim sebelumnya bersama Seto Nurdiantoro, skuad PSS diisi dengan pemain muda dan pemain yang sudah bermain bersama PSS sejak Liga 2, seperti Ricky Kambuaya, Haris Tuharea, Dave Mustaine, Irkham Milla, Ocvian Chanigio. I Putu Gede mencoba mengembalikan ciri khas PSS. Pemain yang didatangkan bukan berlabel bintang ditambah pemain senior, seperti Riki Dwi, Eeng Supriyadi, Ramdani Lestaluhu, Syahroni, dan mengembalikan Dave Mustaine.

2. Permainan I Putu Gede

Sebenarnya terlalu dini untuk menilai PSS Sleman secara keseluruhan hanya dari satu pertandingan saja, lagi pula Persiraja Banda Aceh adalah tim yang berada di zona merah klasemen sementara Liga 1 2021/22. Namun ada perubahan signifikan dari permainan I Putu Gede, permainan kombinasi bola bawah umpan satu dua sentuhan, dikombinasikan dengan umpan panjang. Saat bersama Dejan, PSS Sleman lebih mengandalkan direct ball langsung ke flank kanan maupun kiri. Apa yang dilakukan I Putu Gede terbukti efektif terciptanya 4 Gol.

Ada suatu momen ketika Persiraja melakukan high pressing PSS dengan kombinasi pasing bawah cepat dan long pass akurat dapat keluar dari tekanan, terutama ketika Dave Mustaine masuk. 3 dari 4 Gol PSS tercipta dari umpan silang, dan 1 gol lainnya tercipta dari skema bola bawah. Hal itu membuktikan ada kreatifitas dari pola permainan I Putu Gede. Selain itu yang menarik adalah penempatan striker lokal yakni Riki Dwi, pemain yang ikut dibawa oleh I Putu Gede dari Persekat Tegal tersebut membuktikan dirinya bisa menjadi pemain yang efektif dengan mencetak 1 gol dan 2 assist, layak dinobatkan sebagai man of the match pada pertandingan tersebut.

Hal ini sangat positif karena belakangan ini tim Liga 1 disoroti karena jarang menurunkan striker lokal, sisi lain sinyal persaingan dalam satu tim karena selain Riki Dwi, PSS memiliki striker yang diambil dari Persib Bandung yakni Wander Luiz. Harapannya I Putu Gede tetap bersikap obyektif pada pemain, tak kenal pemain asing maupun lokal.

3. Menyanyikan kembali Sampai Kau Bisa

Sebelum match I Putu Gede mengatakan bahwa menyempatkan menyanyikan anthem PSS Sleman, Sampai Kau Bisa. Lagu ciptaan Sleman Fans ini biasanya selalu dinyanyikan ketika pertandingan dihadiri oleh penonton. Sesaat setelah pertandingan pemain bersama official dan pelatih melingkar di tengah lapangan untuk menyanyikan Sampai Kau Bisa.

Hal tersebut tidak dilakukan Dejan saat melatih PSS, hanya inisiatif para pemain saja yang menyalakan lewat speaker di locker room, I Putu Gede mencoba membangun semangat dengan menyanyikan lagu tersebut sebelum pertandingan. Iklim bermain dengan hati coba dibangun oleh I Putu Gede, sama seperti bait akhir lagu Sampai Kau Bisa, demi satu nama kebanggan di dada, akan aku beri selamanya.

4. Wacana adanya penonton dalam lanjutan kompetisi

Jumlah terdeteksi virus covid-19 kembali meningkat terutama masuknya varian omicron, membuat hadirnya penonton ditunda pada pekan pertama putaran kedua Liga 1 2021/22. Uji coba Kehadiran penonton pertama di tengah pandemi telah dilaksanakan pada 8 besar Liga 2 2021 lalu, dengan jumlah kuota 100 penonton per tim, total kuota supporter yang hadir adalah 200 dalam 1 pertandingan. Dalam lanjutan putaran kedua pekan kedua Liga 1 2021/22, direncanakan mendatangkan supporter kembali. Imbas postitif kepada tim-tim yang memiliki basis supporter besar seperti Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC, termasuk PSS Sleman. Stadion Maguwoharjo selalu menjadi tempat 'angker' bagi tim lawan, Sleman Fans terdiri dari 2 kelompok supporter yakni Slemania dan Brigata Curva Sud. Bahkan Sleman sering disebut sebagai kabupaten Italia, Brigata Curva Sud yang sering disebut BCS ini menjadi salah satu supporter terbaik di dunia versi COPA 90. Kehadirannya sangat membantu PSS asuhan I Putu Gede, walau jumlahnya hanya maksimal 100 saja.

Selanjutnya PSS Sleman menghadapi Arema FC, menjadi ujian sesungguhnya di bawah arahan I Putu Gede. Arema FC saat ini berada di papan atas klasemen sementara Liga 1 2021/22, selain itu merupakan tim dengan jumlah kekalahan paling sedikit yakni 1 kali saja, menariknya satu-satunya kekalahan adalah pada putaran pertama melawan PSS Sleman dengan skor 2-1. Hal ini menjadi tantangan I Putu Gede memutus unbeaten Arema FC dalam 14 pertandingan terakhir.

Penulis : RV Biaggi

Sumber Foto : (Instagram: @pssleman)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun